Rupiah telah kehilangan nilai sedikitnya 1,5% selama September lalu dan menembus level psikologis baru terlemah di atas Rp15.500/US$. Secara kuartalan, rupiah juga keluar sebagai valuta dengan kinerja terburuk di pasar emerging Asia dengan kehilangan nilai 3% selama periode Juli-September. Itu adalah penurunan terdalam rupiah dalam satu kuartal setidaknya sejak Juni 2022.
Dibandingkan dengan valuta Asia lain seperti rupee India, rupiah masih yang terburuk. Mata uang India hanya kehilangan nilai 1,15% selama kuartal III-2023, sementara ringgit Malaysia hanya melemah 0,7%. Sedangkan peso Filipina tergerus nilainya 2,7% dalam periode tersebut. Rupiah hanya sedikit lebih baik dibandingkan baht Thailand yang mencatat pelemahan hingga 3,5% pada periode yang sama.
Kenaikan imbal hasil US Treasury yang memecah rekor tertinggi sejak 2007 kian menyempitkan selisih imbal hasil investasi dengan Indonesia. Surat utang RI yang kalah peringkat kredit kian ditinggalkan dengan nilai outflow pemodal asing selama kuartal III-2023 mencapai US$ 778 juta, menurut catatan Bloomberg. Posisi kepemilikan SBN oleh asing sampai 27 September lalu tergerus ke Rp829,47 triliun, terendah sejak Mei 2023.
(rui)