Namun, Indeks S&P 500 telah naik 2,7% pada pekan lalu dan sukses naik lebih dari 4% sejak awal tahun ini. Pada Kamis ini, Departemen Tenaga Kerja rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) yang berhasil melandai pada Desember dari bulan sebelumnya dan mencapai kenaikan tahunan terkecil sejak Oktober 2021. Data ini umumnya dipandang sebagai ruang bagi pejabat The Fed untuk lebih menurunkan laju kenaikan suku bunga pada pertemuan Februari nanti.
Kenaikan pasar saham tersebut adalah berita baik yang disambut bagi para investor dan trader saham setelah Indeks S&P 500 mengalami kerugian lebih dari 19% pada 2022 dan jadi pukulan terburuk sejak krisis keuangan 2008. Kabar baiknya adalah tahun seperti itu biasanya diikuti oleh rebound: Indeks S&P 500 telah pulih dari kerugian itu dengan rata-rata 15% dalam 12 bulan berikutnya, menurut data historis sejak 1950 yang dikumpulkan oleh Carson Group.
"Pasar mungkin memiliki alasan yang bagus untuk melihat gelas setengah penuh pada inflasi dan mengabaikan retorika bank sentral yang hawkish," tutur Emmanuel Cau, seorang ahli strategis di Barclays Plc.
Namun, masih ada alasan untuk kekhawatiran yang berkepanjangan di antara investor saham, terdapat transaksi aksi jual $ 2,6 miliar ( setara dengan sekitar Rp 39 triliun ) dari dana ekuitas AS dalam seminggu hingga 11 Januari, menurut catatan Citigroup Inc yang mengutip data EPFR Global.
Ada kemungkinan The Fed akan menentang harapan dan ekspektasi pasar. Misalnya, para pejabat mengindikasikan bahwa trader salah dalam mengantisipasi penurunan suku bunga pada akhir tahun ini. Dan pekan terbitnya laporan laba rugi perusahaan terbaru segera dimulai, serta nantinya akan membawa risiko tersendiri.
Orang yang skeptis akan melihat kenaikan pada Januari ini harus dipertahankan. Pada empat kesempatan di mana pasar mencatat penurunan dua digit dalam setahun sejak awal abad ini, harga saham telah turun tiga kali pada bulan pertama tahun berikutnya.
Akan tetapi untuk saat ini, para investor dan trader setidaknya dapat bernafas dengan lega. Dua data laporan ekonomi pada bulan ini mencatatkan kinerja yang baik, yaitu terdapat angka tenaga kerja dan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sudah dirilis. Menunjukkan bahwa pertumbuhan terus berlanjut dan katalis positif lainnya adalah inflasi yang berhasil mereda.
Indeks Cboe VIX, sebuah ukuran pergerakan harga yang diproyeksikan dalam Indeks S&P 500 yang biasanya bergerak dalam arah berlawanan dengan indeks, berakhir pada minggu lalu di sekitar angka 18, yang terendah sejak Januari tahun lalu.
Investor institusi telah menutup transaksi short saham mereka dalam beberapa minggu terakhir dan pada awal bulan ini, yang mana meningkatkan posisi net-long mereka ke level tertinggi sejak Mei 2022, dilansir analisis Ned Davis Research dari data CFTC menunjukkan.
"Jika data inflasi terus berlanjut ke arah yang baik dan didukung juga dengan laba perusahaan yang akan datang dengan cukup baik, Anda bisa membuat kasus bahwa dana hedging akan terus menutup posisi short mereka, yang akan menjadi katalis dan sentimen yang cukup baik untuk reli terus berlanjut. Ed Clissold."
"Jika terjadi resesi itu akan berlangsung sekitar dua kuartal. Pada saat kita sampai di paruh kedua tahun ini pasar harus mengukur parameter pemulihan," tutur Ed Clissold, strategis utama AS di Ned Davis Research.
(fad)