Logo Bloomberg Technoz

Investor Bisa Bernafas Lega, Bursa Saham AS 2023 Diprediksi Cerah

News
16 January 2023 17:50

Ilustrasi Mencermati Harga Saham (Dok Bloomberg)
Ilustrasi Mencermati Harga Saham (Dok Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Para investor pasar saham AS saat ini bisa bernafas dengan lega, setelah pada tahun 2022 melewati pergerakan yang volatil. 

Dengan melandainya inflasi, menguatkan spekulasi bahwa The Fed hampir mendekati masa akhir kenaikan suku bunganya. Investor dan juga trader berharap dapat beristirahat dari gejolak fluktuatif yang terus berlangsung di pasar selama tahun lalu. Hal ini mendorong kurva volatilitas yang menunjukkan ekspektasi akan tingkat fluktuatif harga saham di bulan-bulan mendatang akan lebih rendah di setiap titik dibandingkan satu tahun yang lalu.

Data historis juga menunjukkan bahwa ada optimisme dalam dua minggu terakhir. Di antaranya, hanya ada dua kali penurunan harga saham yang berturut-turut setiap tahun sejak 1950. Hal ini terjadi selama resesi pada awal tahun 1970-an dan setelah pecahnya gelembung dot-com di awal abad ini. Para analis memprediksi bahwa tidak ada kejadian yang sama pada 2023.

"Dengan buruknya tahun lalu, ada begitu banyak berita dan sentimen negatif yang kemungkinan sudah diantisipasi oleh pasar," tutur Ryan Detrick, Chief Market Strategist di Carson Group. Menurutnya, Amerika Serikat (AS) dapat menghindari resesi, yang akan menjadi "Katalis positif utama" bagi pasar saham. "Kami melihat langkah-langkah ke arah yang tepat dengan data inflasi. Itu adalah kunci dari seluruh teka-teki yang ada pada saat ini,”

US Stocks Analisis (Dok Bloomberg)

Tentu saja investor seharusnya tidak mengharapkan perjalanan yang benar-benar mulus. Faktanya, pada Januari setelah terjadi penurunan tahunan dua digit secara historis akan menjadi bulan yang penuh tekanan bagi Indeks S&P 500.