Dia berharap, dengan pembangkit EBT itu, pemerintah bakal mampu memenuhi proyeksi kebutuhan listrik nasional sebesar 600—700 gigawat (GW) pada 2060 untuk menggantikan energi fosil.
"Kita tidak ingin bahwa pembangkit EBT ini teknologinya kita impor, tetapi kita ingin ini menjadi sesuatu yang terintegrasi di dalam negeri. Upaya ini jangan diharapkan akan bisa terlihat dalam 1—2 tahun ke depan, dan kita punya waktu untuk menyusun dengan sangat baik karena prinsip inklusif ini harus memberikan manfaat kepada semua pihak."
Adapun PLN, sebagai perusahaan pelat merah yang mempunyai tonggak besar dalam transformasi energi dalam negeri belakangan telah berkomitmen untuk mencakup bauran EBT sebesar 60 GW atau 75% dari pembangkit listrik perseroan hingga 2040.
Secara nasional, bauran EBT saat ini juga masih berada di 13%, atau cukup jauh dari target sebesar 25% hingga 2025.
(ibn/wdh)