Logo Bloomberg Technoz

Kuartal Terburuk Bagi Rupiah yang Belum Punya Daya untuk Bangkit

Ruisa Khoiriyah
02 October 2023 08:16

Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mata uang Indonesia rupiah memasuki hari ini bulan baru setelah mencatat pelemahan sedikitnya 1,5% point-to-point selama September dan menembus level psikologis baru terlemah di atas Rp15.500/US$.

Mengacu kinerja secara kuartalan, rupiah keluar sebagai valuta dengan kinerja terburuk di pasar emerging Asia dengan mencatat kehilangan nilai 3% selama periode Juli-September. Itu adalah penurunan terdalam rupiah dalam satu kuartal setidaknya sejak Juni 2022.

Dibandingkan dengan valuta Asia lain seperti rupee India, rupiah masih yang terburuk. Mata uang India hanya kehilangan nilai 1,15% selama kuartal III-2023, sementara ringgit Malaysia hanya melemah 0,7%. Sedangkan peso Filipina tergerus nilainya 2,7% dalam periode tersebut. Rupiah hanya sedikit lebih baik dibandingkan baht Thailand yang mencatat pelemahan hingga 3,5% pada periode yang sama.

Dengan tingkat imbal hasil surat utang Amerika yang masih bertahan di level tertinggi dalam 16 tahun di kisaran 4,61% ditambah tekanan harga minyak dunia yang akan membebani kekuatan Transaksi Berjalan, rupiah tidak memiliki cukup bekal untuk melawan balik. Dolar Amerika semakin digdaya dengan arah bunga acuan Federal Reserve diperkirakan akan naik lagi di sisa tahun dan dipertahankan tinggi dalam waktu lebih lama.

Nilai tukar Indonesia ini diprediksi akan menguji level terendah tahun ini di kisaran Rp15.638/US$, menurut analisis Malayan Banking berhad. Selisih imbal hasil antara surat berharga negara RI dengan US Treasury berada di titik terendah tahun ini dan bisa menaikkan risiko arus keluar modal asing dari pasar Indonesia. 

Nilai tukar rupiah semakin mendekati level terlemah tahun ini (Bloomberg)