Bloomberg, Kebakaran hutan terjadi di Kalimantan Tengah pada periode puncak musim kemarau tahun 2023. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mencatat hingga 29 September terdapat 147 titik hotspot kategori medium-high di Kalimantan Tengah.
Catatan ini berdasarkan pantauan satelit NASA-TERRA/AQUA. Kegiatan pemadaman oleh otoritas setempat terus dilakukan usai prediksi fenomena El Nino muncul awal tahun. Kementerian LHK mengklaim telah meningkatkan upaya pencegahan, pemadaman, dan penanggulangan pada September hingga Oktober mendatang.
Perkiraaan kedua bulan tersebut merupakan puncak dari musim kemarau tahun ini. Petugas dari berbagai unsur, mulai dari Polisi Kehutanan, hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi (BPBP) bergegas halau kebakaran hutan dan lahan agar tidak meluas.
Dalam laporan Bloomberg News, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya sudah memperingatkan bahwa kemungkinan kebakaran hutan dan lahan akan terus berlanjut.
Peluang penambahan karhula terjadi di banyak wilayah di Indonesia, baik ada atau tidaknya curah huhan. Dalam mencegah perluasan karhutla, otoritas menerapkan penyemaian awan untuk memancing hujan. Tujuannya agar tetao menjaga gambut tetap basah dan mengisi waduk yang diperlukan jika skma pengeboman air berlaku.
Salah satu isu yang menahun di Asia Tenggara adalah kebakaran hutan dan lahan dimana asapnya kerap menyebar ke berbagai negara. Selain risiko kesehatan, asap akibat karhutla juga menganggu aktivitas ekonomi, seperti pariwisata ataupun giat bisnis. Kerugian akibat asap dan karhutla mencapai miliaran dolar AS.

Kedua negara yang kerap menjadi sumber kebakaran alami atau disengaja adalah Indonesia dan Malaysia. Kondisi terakhir yang memicu kebakaran adalah lahan kering dan aktivitas pembukaan lahan untuk tanaman perkebunan. Yang terbaru, Malaysia menyalahkan kebakaran yang terjadi di Indonesia dan sekaligus menjadi penyebab kabut asap dan polusi udara di bagian barat negara tersebut.
Hotspot di Sumatera bagian selatan dan Jambi juga menyebabkan kabut asap dan polusi udara yang bertiup ke arah barat laut. Sementara asap dari karhutla dari hotspot di beberapa wilayah di Kalimantan menyebabkan kabut di wilayah Sarawak. Hal yang disampaikan Wan Abdul Latiff Wan Jaffar, Direktur dari Departemen Lingkungan Hidup Malaysia.
Menurut laporan AFP, Sabtu, Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Siti Nurbaya Bakar, membantah klaim kabut asap asal Indonesia, mengatakan kepada Malaysia bahwa mereka seharusnya tidak “berbicara sembarangan.”

Kementerian LHK dalam laporannya mengatakan bahwa petugas tengah mengintensifkan pemadaman di Kalimantan Tengah dalam dua hingga tiga hari ke depan. Utamanya titik pagi yang berdekatan dengan pusat aktivitas manusia, seperti sekolah dan jalan raya.
“Pemadam ini harus diselesaikan bersama. Saya harap dalam dua atau tiga hari kedepan, api di Tumbang Nusa dan Tanjung Taruna dapat padam,” kata Wakil Menteri LHK, Alue Dohong di wilayah terdampak karhutla di Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah
-Dengan asistensi Eko Listiyorini, Claire Jiao dan Anuradha Raghu.
(wep)