Impor secara keseluruhan turun 16,5%, sehingga menghasilkan surplus perdagangan sebesar US$3,7 miliar.
Ekspor Korsel mulai merosot akhir tahun lalu. Momentum terjadi pasca harga semikonduktor turun dan permintaan dari China melemah.
Biaya energi dan suku bunga yang lebih tinggi membebani permintaan global yang menjadi andalan Korsel untuk menggerakkan ekonomi mereka.
Ekspor ke negara tujuan Amerika Serikat (AS) meningkat 9% di bulan September, sementara ekspor ke Cina naik untuk bulan kedua.
Korsel adalah salah satu eksportir terbesar di dunia. Para produsen di negara ini telah tertanam dalam rantai pasokan global. Keterlibatannya dalam perdagangan global membuat negara ini menjadi acuan yang tepat untuk memonitor kesehatan ekonomi dunia.
Para pembuat kebijakan telah menyuarakan harapan ekspor akan kembali tumbuh. Menteri Keuangan Choo Kyung-Ho mengatakan minggu lalu bahwa realisasi ekspor mungkin akan berbalik positif pada bulan Oktober.
Ekspor pada sektor teknologimenyumbang sekitar sepertiga dari keseluruhan pengiriman. Hal yang menunjukkan permintaan mulai bangkit kembali dari kemerosotan pada awal 2023. Perbaikan ekspor diprediksi terus terjadi hingga akhir tahun.
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengatakan pada bulan Agustus bahwa volume perdagangan barang dagangan global meningkat pada kuartal kedua setelah dua periode penurunan, meskipun ketidakpastian terus membayangi prospek.
(wep)