Logo Bloomberg Technoz

Modi tetap sangat populer di India, meski negara tersebut terus dihantam inflasi dan angka pengangguran yang tinggi. PM India ini pun diperkirakan akan mampu memperpanjang satu dekade kekuasaannya dalam pemilihan umum yang dijadwalkan pada paruh pertama 2024. 

Hal ini terjadi usai partai oposisi utama pemerintah India saat ini, Kongres Nasional India, tak akan menggunakan isu kemanusiaan pada pembunuhan Hardeep untuk mengkritik pemerintahan Modi. Mereka menilai, partainya justru akan mengalami penurunan dukungan dan kehilangan reputasi.

Partai ini mungkin belajar dari kegagalan dalam Pemilu 2019. Sebelum pemungutan suara, tentara India terbunuh dalam sebuah serangan bom bunuh diri di wilayah utara Kashmir. Dalam kasus tersebut, Modi justru mengirim jet-jet tempur melintasi perbatasan ke negara tetangga, Pakistan, untuk menyerang fasilitas-fasilitas yang diduga sebagai fasilitas pelatihan teror.

Langkah ini memicu kegilaan patriotik pada masyarakat dan menuai dukungan politik kepada Modi. Di sisi berseberangan, Partai Kongres yang mempertanyakan klaim resmi bahwa bom-bom India benar-benar menghantam kamp-kamp teror di dalam wilayah Pakistan, justru menuai protes dari masyarakat. 

"Perjuangan kami melawan terorisme harus tanpa kompromi, terutama ketika terorisme mengancam kedaulatan, persatuan dan kesatuan India," kata Jairam Ramesh, seorang pemimpin senior dan juru bicara Kongres, kepada para wartawan minggu lalu.

Partai Kongres sendiri juga memiliki alasan lain untuk tetap diam dalam kasus tuduhan pembunuhan terhadap Hardeep. Sejarah partai ini sendiri memang tidak mudah dengan gerakan separatis Sikh.

Ketika separatisme Sikh mencapai puncaknya pada awal tahun 1980-an, Perdana Menteri Indira Gandhi, yang juga merupakan pemimpin dari Partai Kongres, menindak gerakan ini dengan kekerasan. Yang paling terkenal, tentara menyerbu tempat suci Sikhisme, menewaskan ratusan orang, termasuk seorang pemimpin tertinggi separatis. Beberapa bulan kemudian, dua pengawal Sikh-nya ditembak mati, yang kemudian memicu kerusuhan anti-Sikh.

Partai Kongres juga telah mendukung pemerintah Modi dalam isu-isu kebijakan luar negeri lainnya yang telah membuat Barat gusar, terutama dalam menghindari kecaman terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina pada awal tahun 2022.

India telah muncul sebagai negara pengayun utama sejak invasi Rusia, dan kebijakan luar negerinya didominasi oleh tekad untuk dilihat sebagai pemain independen di panggung internasional. India terus membeli minyak dan senjata dari Rusia, bahkan ketika AS dan sekutunya menganggap pemerintah Modi sebagai penyeimbang utama Asia yang demokratis terhadap Cina yang semakin otoriter.

Skandal atas pembunuhan Hardeep akan membantu meningkatkan citra Modi sebagai kekuatan di panggung dunia yang tidak terikat dengan negara mana pun, menurut Harsh Pant, penulis sebuah buku tentang kebijakan luar negeri India dan seorang profesor hubungan internasional di Kings College, London.

"Hal ini menambah narasi bahwa Modi adalah seorang pemimpin yang kuat, seorang pemimpin yang tidak suka basa-basi, seorang pemimpin yang juga akan mendorong negara-negara yang menjadi sekutu potensial," kata Pant, menambahkan bahwa ia meragukan bahwa India akan bekerja sama dengan penyelidikan internasional apa pun. "Saya rasa India tidak akan bergeming dalam masalah ini."

(bbn)

No more pages