Salah satunya, Rina, 22 tahun, warga Kecamatan Cimanggis yang rutin menggunakan LRT Jabodebek pada rute Stasiun Harjamukti-Stasiun Dukuh Atas. Dia mengatakan, untuk sekali perjalanan dengan LRT Jabodebek dia harus membayar Rp21.800.
Ongkos tersebut belum termasuk biaya layanan ojek daring dari rumah ke Stasiun Harjamukti sebesar Rp12.000 dan tarif kereta MRT Jakarta dari Dukuh Atas-Blok M sebesar Rp7.000. Setidaknya, dia harus menyediakan uang Rp40.800 untuk satu perjalanan.
Dari hitung-hitungan Rina, jika dia naik LRT dengan harga normal nantinya dia harus mengeluarkan kocek Rp21.800 sekali jalan menuju Stasiun Dukuh Atas. Dengan tambahan biaya menggunakan Gojek dari rumahnya ke stasiun Harjamukti sebesar Rp12 ribu, ditambah harus naik MRT ke Blok M dari Dukuh Atas seharga Rp7 ribu jika ingin menuju kantor.
“Sehingga harus keluarin duit Rp40.800 sekali jalan. Jujur buat aku gak worth it karena tujuan aku ke Blok M," kata Rina. "Aku lebih baik naik Royal Trans [Rp40.000 pulang-pergi] atau kendaraan pribadi.”
Demikian pula dengan Christine yang rencananya akan hengkang dari penggunaan LRT Jabodebek untuk menuju kantornya di kawasan Kuningan. Menurut dia, biaya pulang pergi dengan LRT akan mencapai Rp40.000-42.400 dengan skema promo batas atas atau normal.
"Dengan perhitungan kalau naik motor bayar bensin Rp30.000 bisa dua hari. Sedangkan untuk naik TransJakarta sekitar Rp15 ribu per hari," kata dia.
Meski demikian, ada juga pengguna LRT Jabodebek yang akan tetap bertahan. Salah satunya adalah Dilla yang juga mulai rutin menggunakan LRT Jabodebek untuk rute Stasiun Harjamukti-Dukuh Atas.
Menurut dia, sebelum ada LRT Jabodebek, biaya perjalanannya menembus Rp55.000 per hari. Sedangkan dengan layanan terbaru ini hanya menghabiskan dana Rp43.600 per hari.
(spt/frg)