Laporan tersebut menyebutkan fokus utama China terutama tertuju pada Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Laporan tersebut mengatakan bahwa China membayar liputan media yang menguntungkan di Afrika Timur, sambil menyembunyikan sponsorisasi tersebut. China juga disebut berusaha "mendapatkan kontrol yang signifikan" atas media Pakistan. Laporan tersebut merinci upaya China untuk memaksa surat kabar mencabut konten, serta upaya diplomatik China untuk mempengaruhi universitas-universitas.
Dalam laporan tersebut, di antara kekhawatiran yang disebutkan adalah dukungan Beijing terhadap "penguasa digital" melalui ekspor infrastruktur digital dan kemampuan pengaawasan. Serta "kontraksi kebebasan berekspresi global" ketika pemerintah lokal takut membuat marah China.
China juga membalas penilaian AS yang menyebut bahwa China berupaya mempengaruhi negara-negara lain secara tidak semestinya. Dalam pernyataan pada Agustus, Kementerian Luar Negeri China mengatakan pemerintah AS "tidak hanya melakukan spionase siber dalam skala besar, sistematis, dan sembarangan terhadap negara-negara lain di dunia, tetapi juga berupaya mengerahkan pasukan siber ke negara-negara tersebut atas nama kerja sama peningkatan kapasitas untuk menyusup ke sistem siber negara-negara ini."
(bbn)