Logo Bloomberg Technoz

Hal ini dipicu oleh adanya kekhawatiran tentang berkurangnya stok minyak mentah dan tekanan pada konsumen. Indeks ICE BofA MOVE yang mencerminkan ekspektasi volatilitas obligasi, mencapai level tertinggi dalam sebulan di pekan ini.

Pasar minyak menjadi fokus utama. Berkurangnya stok minyak mentah AS mendorong kenaikan harga minyak West Texas Intermediate (WTI), harga minyak AS, menetap di atas US$93 pada Rabu.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, Yield US Treasury Note bertenor 10 tahun sudah terbang cukup tinggi mengingat Yield berada di 3,5% pada bulan Maret lalu dan 0,5% sekitar tiga tahun lalu. Investor bergulat dengan prospek suku bunga yang tinggi untuk waktu yang lama dan dampaknya terhadap ekonomi. 

“Menambah kekhawatiran investor adalah, potensi penghentian sebagian aktivitas dan layanan Pemerintah AS mulai akhir pekan ini yang menurut agen pemeringkat Moody’s Investor Service akan mencederai peringkat utang AS,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Neel Kashkari, Gubernur Federal Reserve Minneapolis, mengatakan bahwa potensi penutupan Pemerintah AS dan dampak dari mogok pekerja otomotif dapat memperlambat perekonomian AS sehingga Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tak perlu repot-repot ambil tindakan.

"Jika skenario-skenario negatif ini mempengaruhi ekonomi AS, kita mungkin harus melakukan lebih sedikit kebijakan moneter untuk menurunkan inflasi kembali ke 2%," kata Kashkari dalam wawancara di CNN.

Kemudian dari regional, indikator inflasi (Consumer Price Index/CPI) bulanan Australia mencatatkan akselerasi, merefleksikan tren global di tengah tingginya harga minyak mentah, sehingga memperkuat alasan bagi Bank Sentral Australia (RBA) untuk menaikkan suku bunga acuan paling tidak satu kali lagi. 

Indikator CPI naik 5,2% pada Agustus, lebih cepat dari kenaikan 4,9% pada Juli yang merupakan level terendah dalam 17 bulan.

Ini adalah akselerasi laju inflasi yang pertama sejak bulan April, dipicu oleh kenaikan biaya transportasi dan harga BBM yang berada di level tertinggi sejak November 2022.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,2% ke 6.937 disertai oleh munculnya volume pembelian, namun penguatannya masih tertahan oleh M-A20.

“Selama belum mampu break area resistance di 7.046, maka posisi IHSG saat ini sedang berada di awal wave (ii) dari wave [iii], sehingga diperkirakan IHSG akan rawan menembus area support di 6.900 dan akan menuju ke rentang 6.747-6.861.,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (29/9/2023).

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ASII, BBCA, KLBF, dan WOOD.

Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi bergerak fluktuatif dalam rentang 6.920-6.970 di Jumat (29/9).

“IHSG diperkirakan kembali berfluktuasi dalam rentang 6.920–6.970 di Jumat (29/9). Secara teknikal, IHSG diperkirakan bertahan di atas MA-50 pada kisaran level 6.920,” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham-saham BBRI, MEDC, ELSA, ADRO, HRUM, AKRA, MDKA dan INTP.

(fad)

No more pages