“Pihak terkait menggunakan wewenangnya sebagai pimpinan eksekutif dalam upaya perusahaan memanipulasi karyawan dengan mengaitkan pembayaran dan manfaat dengan kesediaan (karyawan) untuk melepaskan hak mereka berorganisasi -- (ini merupakan) serangan terhadap tujuan utama Undang-Undang ini,” kata Hakim.
Anzalone memerintahkan Starbucks untuk memberikan kompensasi kepada ribuan pekerja berserikat dalam bentuk tambahan upah dan manfaat yang sebelumnya tidak dibayarkan Starbucks. Bagi raksasa kopi tersebut, ini menjadi keputusan yang paling mahal.
Keputusan yang dituang dalam dokumen sepanjang 45 halaman ini merupakan yang terbaru dari lebih dari selusin keputusan ALJ sebelumnya yang menentang Starbucks. Tetapi ini adalah yang pertama kalinya perusahaan ditetapkan melanggar hukum secara nasional, bukan berdasarkan toko per toko.
Kampanye serikat Starbucks telah menghasilkan hampir 350 kafe yang terorganisir di 37 negara bagian. Para pengacara NLRB telah mengajukan hampir 100 keberatan terhadap respons perusahaan — dari situ setidaknya 75 di antaranya masih menunggu keputusan dari ALJ agensi tersebut.
Starbucks telah membantah dirinya melanggar hukum dalam pernyataan publik dan kepada pejabat dewan buruh. Mereka berargumen di hadapan hakim bahwa memberikan kenaikan gaji kepada barista berserikat akan ilegal karena hukum federal melarang perusahaan melakukan perubahan sepihak pada pekerja serikat.
Namun, Anzalone menyimpulkan bahwa argumen ini tidak diajukan dengan itikad baik sehingga ia harus berasumsi bahwa Starbucks dan pengacaranya "sangat keliru memahami konsep dasar hukum ketenagakerjaan sampai menolak kenaikan gaji dan manfaat berdasarkan aktivitas serikat pekerja," tulisnya dalam keputusan tersebut.
Anzalone pada hari Kamis menyatakan bahwa perusahaan secara ilegal mendiskriminasi ribuan pekerja serikat dengan menahan kenaikan manfaat, dan dengan melakukan itu, perusahaan tersebut menghalangi orang lain untuk bergabung dalam upaya organisasi.
Hakim menolak untuk memerintahkan Starbucks untuk melibatkan manajer dalam pelatihan tentang NLRA (Undang-Undang Hubungan Buruh Nasional) dan memperpanjang tahun sertifikasi untuk semua toko yang berserikat, seperti yang diminta oleh pengacara NLRB.
Namun, ia memerintahkan CEO Laxman Narasimhan untuk membacakan hak-hak karyawan kepada pekerja di Amerika Serikat dan memasang pemberitahuan tersebut di setiap toko.
Perwakilan Starbucks dan serikat tidak segera menanggapi permintaan komentar.
(bbn)