Goolsbee menyebut, pemegang kebijakan seharusnya fokus pada bagaimana berbagai komponen inflasi inti yang berbeda menunjukkan penurunan dengan masih dibutuhkannya pendinginan khususnya untuk inflasi rumah, seiring juga dengan mengawasi pertumbuhan produktivitas. Sebaliknya tidak terobsesi berlebihan pada tingkat upah jangka pendek dan harus terus mengawasi ekspektasi inflasi.
"Guncangan pasokan yang mereda, komposisi dari kembalinya permintaan ke pola yang lebih stabil, juga kredibilitas the Fed menjadi hal yang sentral mengapa saya berpikir itu menjadi hal yang memungkinkan saat ini untuk menurunkan inflasi sembari menghindari resesi yang dalam," katanya.
Para pejabat the Fed berusaha berhati-hati mengkalibrasi kebijakan sejurus dengan langkah agresif mengerek bunga acuan untuk menjinakkan inflasi yang melesat tertinggi 40 tahun terakhir.
Dalam FOMC 20 September lalu, the Fed mempertahankan bunga acuan akan tetapi 12 dari 19 pejabat bank sentral itu memperkirakan kenaikan bunga acuan sekali lagi di sisa tahun ini.
Data PCE inflasi akan dirilis Jumat ini dengan perkiraan para ekonom akan ada di kisaran 3,5% pada Agustus lalu, lebih tinggi ketimbang Juli.
Goolsbee, pejabat the Fed yang memiliki hak suara tahun ini tidak menyatakan apakah ia cenderung pro pada kenaikan lagi atau tidak. Dia mengulang komentar sebelumnya bahwa skenario soft landing mungkin terjadi meski masih ada risiko.
Dia menggarisbawahi kenaikan harga minyak mentah, perlambatan di perekonomian China, mogok kerja pekerja sektor otomotif dan potensi shutdown pemerintah AS, bisa mempengaruhi perekonomian.
Goolsbee mengakhiri pidatonya dengan menyatakan bahwa sebaiknya bank sentral cukup bijaksana untuk bersandar pada nasihat kakeknya: "Bekerjalah sampai hari gelap dan berdoalah agar turun hujan."
(bbn)