“Saya pernah antisipasi, apakah saya kurang, sudah saya ikuti prosedurnya, tetap aja tidak laku,” ujar Silvia di Blok A, Pasar Tanah Abang, Kamis (28/9/2023)
Saat dikonfirmasi lebih lanjut oleh Bloomberg Technoz, Silvia mengaku telah berupaya untuk meningkatkan penjualan, salah satunya dengan memanfaatkan fitur Live di platform dagang-el tersebut.
“Live juga, ada sekitar 10 yang nonton, tapi nanti pergi, cuma liat aja ga beli,” ujar Silvia kepada Bloomberg Technoz.
Senada, Ratna (47) pedagang pakaian aksesoris di lantai LG juga mengeluhkan barang murah yang dijual di platform dagang-el.
“Bener-bener kerasa kalah saing banget sama online harganya, kalo online itu langsung dari sana ya, jadi bisa jual harga murah,” ujar Ratna.
Saat ditemui lebih lanjut, Ratna mengaku dirinya hanya bisa menjual 6 barang setelah 1 bulan berjualan di TikTok Shop. Padahal, dirinya sudah memanfaatkan fitur Live dengan durasi 2-3 jam, namun barangnya tetap tidak dilirik oleh pembeli.
Ratna mengatakan, sebenarnya dirinya bisa menjual barang dagangan dengan harga yang murah di TikTok Shop, namun hal itu tidak dilakukan karena akan membunuh pedagang di daerah yang merupakan pembeli di tokonya.
“Sebenarnya kita bisa ikut aja, kalau mau murah ya bisa murah, cuma kan kasian juga yang langganan kita. Pedagang daerah belanja ke sini, dia mau (jualan) online juga, kita mau jual dengan harga murah kan matiin orang daerah,” ujar Ratna kepada Bloomberg Technoz.
“Kalau mereka tau, sedangkan tokonya online juga, nanti kan mereka gamau belanja di kita lagi, pasti kan mereka nyari yang lain. Kita jual harga normal aja,” tutupnya.
(dov/spt)