Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar keuangan Indonesia hari ini tutup karena libur perayaan Maulid Rasulullah SAW. Jadi, hari ini rupiah tidak diperdagangkan di pasar spot.
Mata uang Tanah Air mengalami tekanan berat akhir-akhir ini. Dalam sepekan terakhir, rupiah melemah 0,91% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) secara point-to-point. Dalam sebulan terakhir, depresiasinya mencapai 1,5%.
Secara mingguan, pelemahan rupiah jadi yang terdalam keempat di Asia. Rupiah hanya lebih baik dari baht Thailand yang terdepresiasi 1,55%, yen Jepang 1,27%, dan won Korea Selatan 1,18%.
Secara bulanan, lebih banyak lagi mata uang utama Asia yang melemah lebih parah ketimbang rupiah. Misalnya baht (4,74%), won (2,79%), yen (2,46%), dan dolar Singapura (1,7%).
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot di posisi Rp 15.520/US$. Melemah 0,19% dari hari sebelumnya sekaligus jadi yang terlemah sejak awal tahun ini.

Analisis Teknikal
Andai pasar hari ini buka, bagaimana nasib rupiah? Apakah bakal makin lesu, atau malah bisa bangkit?
Meski pasar spot tutup, tetapi masih ada pasar lain yang memperdagangkan mata uang yaitu Non-Deliverable Forwards (NDF). NDF adalah pasar yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu. Perkembangan kurs di pasar NDF kerap mempengaruhi dinamika di pasar spot.
Di pasar NDF, rupiah diperdagangkan di Rp 15.553,25/US$ untuk tenor 1 pekan pada pukul 07:40 WIB. Artinya, bisa jadi rupiah akan melemah lagi hari ini andai pasar tidak tutup.
Namun secara teknikal dalam perspektif (time frame) harian, sebenarnya rupiah punya peluang rebound hari ini. Target penguatan terdekat adalah Rp 15.480,2/US$ yang menjadi Moving Average (MA) 5.
Penembusan di titik itu bisa membawa rupiah menguat lagi menuju resisten berikutnya di Rp 15.423,6/US$ yang merupakan MA-10.
(aji)