Diplomat-diplomat dari Swedia, yang bertindak sebagai perantara AS di Korea Utara, membantu pemindahan tersebut. Miller mengatakan, Beijing membantu AS dengan memfasilitasi transit tentara tersebut melalui China.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan berterima kasih kepada pemerintah China atas bantuan mereka. Ia menyabut pemindahan tersebut sebagai contoh kerja sama meskipun adanya ketegangan dalam hubungan AS dan China.
King, yang berusia 23 tahun, merupakan seorang pengintai kavaleri dari Wisconsin. Dia telah bergabung dengan Angkatan Darat AS sejak Januari 2021.
King dipenjara selama hampir dua bulan di Korsel karena kasus penganiayaan dan seharusnya dideportasi ke Texas pada bulan Juli, di mana dia akan dipecat dari militer.
Namun, dia meninggalkan bandara dan bergabung dalam tur ke Wilayah Keamanan Bersama di desa gencatan senjata Panmunjom. King kemudian melintasi perbatasan dan dibawa pergi dengan sebuah van yang dikelilingi personel militer Korut.
Korean Central News Agency (KCNA), kantor berita resmi Korut mengumumkan rencana untuk melepas King dalam sebuah pesan pendek sebanyak 120 kata pada Rabu. Namun dalam pesan tersebut tidak ada informasi tentang keberadaan King atau pengaturan untuk mengirimnya ke AS.
Mengusir anggota militer AS yang mencari perlindungan buka hal yang aneh bagi Korut. Pemerintah Korut sebelumnya pernah menahan anggota militer AS untuk mendapatkan konsesi dari AS atau untuk kepentingan propaganda, dengan melakukan pengadilan kilat dan kadang-kadang pengakuan yang mungkin dirancang oleh aparatus propaganda Pyongyang untuk merusak citra AS.
"Travis King mengakui bahwa dia masuk secara ilegal ke wilayah DPRK karena ia merasa tersiksa oleh perlakuan yang tidak manusiawi dan diskriminasi rasial dalam Angkatan Darat AS dan merasa kecewa tentang ketidaksetaraan dalam masyarakat AS," lapor KCNA. DPRK adalah nama resmi negara tersebut, yaitu Republik Demokratik Rakyat Korea.
Tidak ada konsesi yang diberikan kepada Korut untuk memastikan pembebasan King. Seorang pejabat AS mengatakan tentara tersebut bahagia bisa pulang dan bersatu kembali dengan keluarganya.
Melalui juru bicara, ibu King, Claudine Gates, mengatakan keluarga mereka "akan selamanya bersyukur kepada Angkatan Darat AS dan semua mitra antarlembaga atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik" dan meminta privasi.
--Dengan asistensi Sangmi Cha, Jon Herskovitz, dan Tony Capaccio.
(bbn)