Logo Bloomberg Technoz

Presiden Bank Federal Reserve Philadelphia, Patrick Harker, mengatakan bahwa The Fed semakin mendekati titik di mana suku bunga sudah cukup ketat. "Menurut pandangan saya, kita belum selesai. Akan tetapi, kemungkinan sudah dekat." ujar dia.

Presiden Federal Reserve Bank of Richmond, Thomas Barkin, dalam wawancara dengan Bloomberg TV mengatakan bahwa bank sentral mungkin "harus berbuat lebih banyak" untuk melawan inflasi.

Sementara Presiden Federal Reserve Bank of Dallas, Lorie Logan, mengatakan kenaikan suku bunga dapat berlangsung untuk periode yang lebih lama daripada yang sebelumnya diperkirakan.

Data inflasi AS mencatatkan 6,4% YoY pada periode Januari 2023. Angka yang lebih rendah dibanding periode sebelumnya 6,5% YoY. Inflasi inti AS 5,6% YoY, lebih rendah dibanding periode sebelumnya 5,7% YoY, namun lebih tinggi dari ekspektasi 5,5% YoY. Raihan inflasi AS tersulut oleh harga gas, rumah, pangan, pakaian dan bahan bakar. Hal ini mendorong peningkatan harga konsumen.

Para pelaku pasar saham mendapati sentimen dari salah satu komponen yang mencatatkan penurunan dalam laporan CPI. Core Services yang dikurangi indeks perumahan. Adalah sebuah ukuran yang pernah disoroti oleh Ketua The Fed Jerome Powell, tumbuh melambat dengan laju 0,3% dalam bulan tersebut.

"Saham mungkin naik karena (pernyataan) Harker," kata Steve Sosnick, Chief Strategist di Interactive Brokers. Lanjutnya, "Penyelesaian pengetatan yang belum jelas terlihat, tetapi tentu bukan nada hawkish."

Indeks pergerakan nilai tukar dolar dilaporkan tetap stabil dan yen dibuka pada posisi flat setelah melemah selama dua hari terakhir. Dilansir dari Bloomberg News, harga minyak turun dalam hari kedua terakhir pasca pengumuman bahwa AS akan menjual lebih banyak minyak mentah dari cadangan strategisnya. 

Berdasarkan perkiraan konsensus, People's Bank of China (PBOC) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pinjaman fasilitas jangka menengah atau Medium Term Lending Facility (MLF) satu tahunannya pada level 2,7 hari ini. Dasar pertimbangannya adalah data periode Tahun Baru Imlek menunjukkan pemulihan, terutama dalam hal konsumsi.

(fad/wep)

No more pages