Ini karena pasar masih berekspektasi bahwa bank sentral Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan sekali lagi. Kenaikan suku bunga menjadi sentimen positif bagi dolar AS, sekaligus kabar buruk bagi emas.
Namun, tahun depan mungkin ceritanya sudah berbeda. Suku bunga yang bertahan di level tinggi akan membuat ekonomi AS melambat. Ada peluang The Fed akan mulai menurunkan suku bunga acuan sehingga dolar AS bisa melemah.
“Jika dolar AS terdepresiasi, bisa saja harga emas menyentuh US$ 2.100/ons tahun depan seiring perlambatan ekonomi AS,” tegas Marcus Garvey dari Macquarie, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dalam perspektif (time frame) harian, emas memang sedang bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 31,09. Skor RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Namun angka RSI emas sudah mendekati 30, artinya sudah hampir jenuh jual (oversold). Jika sudah di bawah 30, sudah oversold, maka peluang untuk rebound menjadi terbuka.
Target kenaikan terdekat ada di US$ 1.907,59/ons yang menjadi Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka ada kemungkinan naik menuju MA-10 di US$ 1.916,56/ons.
(aji)