"Itu kan transaksi pemegang saham. Jadi bukan saya," ujar dia.
Di tengah progres tersebut, Febriany mengatakan pihaknya saat ini terus melakukan eksplorasi untuk menunjang kegiatan bisnisnya. Kini, perusahaan itu tengah mengeksplorasi tambang di Sorowako, Sulawesi Selatan. Luas Blok Sorowako yang dikelola Vale sendiri mencapai 70.566 Hektare (Ha).
Saat ini, Vale Indonesia mengoperasikan fasilitas pemurnian nikel matte eksisting berkapasitas 70.000—80.000 ton per tahun di Sorowako, Sulawesi Selatan. Smelter yang sepenuhnya milik INCO itu menggunakan 100% teknologi hydropower.
Namun, di wilayah itu Vale kembali merencanakan pabrik pengolahan baru berbasis High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang merupakan hasil patungan dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd. berkapasitas produksi 60.000 ton nikel dalam format MHP.
Di samping itu, pihaknya juga kini tengah melakukan groundbreaking pembangunan Nursery atau pusat pembibitan Indonesia Growth Project (IGP) di salah satu wilayahnya di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Febri mengatakan fasilitas Nursery hadir sebagai wujud komitmen perseroan dalam menjalankan sustainable mining atau praktik pertambangan berkelanjutan, seperti aktivitas reklamasi atau penghijauan beriringan dengan aktivitas pertambangan yang terintegrasi.
"Jadi konstruksi dan persemaian ini bersamaan. Itu mengirimkan pesan bahwa [rehabilitasi] ini harus dilakukan bersama," ujarnya.
Secara total, Vale sendiri saat ini telah memegang kontrak karya lahan pertambangan seluas 118.017 Hektare (Ha), yang diprediksi menyimpan cadangn nikel sebesar 112,55 juta ton dengan total cadangan terbukti 65,68 juta ton dan cadandang terkira 46,87 juta ton.
(ibn/ain)