Bloomberg Technoz, Jakarta - Industri properti di Dubai, Uni Emirat Arab, semringah di tengah suramnya sektor properti di banyak negara di dunia.

Properti di negeri gurun pasir itu banyak diborong oleh pembeli asal Rusia. Menurut data broker properti yang berbasis di Dubai, Betterhomes, sepanjang 2022, tercatat lebih dari 86.000 transaksi penjualan perumahan.

Angka itu melampaui capaian tahun sebelumnya sebesar 80.000 unit perumahan. Properti senilai 208 miliar dirham atau setara US$ 56,6 miliar terjual sepanjang 2022, naik 80% dibandingkan tahun 2021. Angka penjualan itu setara dengan Rp 849 triliun. Sedangkan kenaikan harga melambat menjadi 11% pada 2022, dari sebesar 21% tahun sebelumnya. 

Kinerja sektor properti Dubai ini menjadi sebuah anomali di tengah suramnya sektor properti di seluruh dunia saat ini akibat kenaikan bunga seiring tekanan inflasi yang menggila. Pembeli dari Rusia tercatat sebagai pembeli properti Dubai dari luar negeri terbanyak disusul oleh pembeli dari Inggris, India, Italia dan Prancis. 

Minat orang Rusia terhadap properti di Dubai makin meningkat setelah meletus perang di Ukraina yang melahirkan banyak sanksi ketat terhadap Rusia. Properti Dubai menjadi semacam safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi di tempat lain.