"Obsesi rezim Korea Utara dalam pengembangan senjata nuklir memperburuk penderitaan rakyat Korea Utara," ujar Yoon. "Rezim Korea Utara harus dengan jelas menyadari bahwa senjata nuklir tidak akan pernah dapat menjamin keamanannya."
Korea Selatan mengadakan parade militer pertamanya dalam satu dekade di Seoul. Ribuan pasukan dan peralatan militer terbaru seperti peluru kendali permukaan-ke-udara jarak jauh buatan dalam negeri dipamerkan. Pesawat tempur KF-21 dan helikopter ringan generasi berikutnya yang seharusnya tampil dalam pameran udara sebelumnya, harus ditunda karena cuaca buruk.
Parade ini dimulai pada sore hari di jalan-jalan pusat kota Seoul yang sering menjadi lokasi protes massal dan pertemuan ratusan ribu orang untuk menonton acara seperti Piala Dunia melalui layar video besar.
#같이축하합시다 | ?? #ROKUSAlliance ?? | #WeCelebrateTogether
— U.S. Forces Korea (@USForcesKorea) September 26, 2023
Today, we celebrate the 75th ROK Armed Forces Day with our ROK brothers & sisters in arms.
It is a privilege & honor to serve alongside you.@ROK_MND | @DeptofDefense | #70YearsStrong pic.twitter.com/gpPLilDSFj
Acara tersebut juga akan menampilkan drone dari komando kendaraan udara tak berawak yang baru didirikan, dan akan menyoroti aliansi militer negara tersebut dengan Amerika Serikat yang sudah terjalin selama 70 tahun.
Perayaan di pangkalan udara pada pagi harinya diperkirakan dihadiri oleh lebih dari 10.000 orang. Termasuk di antaranya veteran Perang Korea 1950-1953 dari 19 negara berbeda dan keluarga mereka.
Korea Selatan telah mengadakan parade setiap lima tahun sekali untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata. Akan tetapi, parade tidak dilakukan pada masa Presiden Moon Jae-in pada tahun 2018, ketika dia berupaya melakukan pendekatan dengan Korea Utara.
Di pihak lain, Pyongyang telah mengadakan beberapa parade di bawah kepemimpinan Kim Jong Un. Mereka memamerkan misil berkekuatan nuklir terbaru yang dirancang untuk menyerang Korea Selatan dan membawa hulu ledak ke daratan Amerika Serikat.
Biden mendapatkan posisi yang lebih kuat di Asia ketika Yoon menjadi presiden Korea Selatan lebih dari setahun yang lalu. Dia mendukung kebijakan keamanan yang agresif, yang mendekatkan Seoul dengan Tokyo sambil berusaha mengurangi perselisihan antara kedua negara tetangga tersebut.
Ketika Biden bertemu dengan Yoon di Gedung Putih pada bulan April, pemimpin AS tersebut mengatakan serangan nuklir Korea Utara terhadap AS dan sekutunya akan mengakhiri rezim Kim. Dia juga mengumumkan upaya baru dengan Korea Selatan untuk melawan pengembangan senjata nuklir Pyongyang.
Korea Utara telah menyebut Yoon sebagai "pengkhianat boneka" dan meningkatkan provokasinya sebagai tanda kemarahan terhadap latihan militer bersama antara AS dan Korea Selatan.
--Dengan bantuan dari Shinhye Kang dan Brian Fowler.
(bbn)