Larangan ekspor ini mengingatkan peristiwa pada 2008, ketika krisis beras global membahayakan 100 juta orang, sebagian besar berada di Afrika Sub-Sahara. Saat itu, Vietnam dan India membatasi ekspor.
Kekurangan pangan juga berkontribusi terhadap kerusuhan di masa lalu, dengan melonjaknya harga gandum, memicu Arab Spring yang menggulingkan pemerintah lebih dari satu dekade lalu.
“Larangan ekspor berdampak besar, terutama pada kelompok paling rentan, dengan menaikkan harga dan memberikan guncangan pada harga,” ujarnya.
“Umumnya dampaknya tidak positif, baik bagi masyarakat lokal dalam jangka menengah, maupun bagi negara lain.”
Beberapa wilayah di Afrika yang lebih bergantung pada impor beras sudah merasakan dampak dari kenaikan harga beras, kata Lario.
“Kita harus memahami bahwa banyak dari masyarakat yang mengonsumsi tanaman jenis ini terkadang berada di ambang kemiskinan,” katanya.
(bbn)