Logo Bloomberg Technoz

El Nino Bisa Kerek Inflasi ke 3,5% Akibat Lonjakan Harga Beras

Dovana Hasiana
26 September 2023 12:00

Pedagang beras melayani pembeli di Pasar Minggu, Senin (11/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pedagang beras melayani pembeli di Pasar Minggu, Senin (11/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Cianjur - Fenomena El Nino yang telah memicu musim kemarau lebih panjang dan mulai mengancam stabilitas stok pangan akibat kekeringan membuat gagal panen, diperkirakan akan mengerek inflasi Indonesia ke level lebih tinggi tahun depan.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan inflasi RI pada pertengahan tahun depan bisa merangkak naik di kisaran 3%-3,5%, jauh melampaui asumsi makro APBN 2024 yang diketok di angka 2,8%.

Fenomena El Nino menjadi tantangan bagi pemerintah untuk jaga inflasi agar terkendali di kisaran rendah di tengah ancaman stok pangan yang bisa memicu lonjakan harga lebih tinggi, sebagaimana yang mulai terlihat saat ini untuk komoditas beras.

Berdasarkan kajian ekonom, inflasi pangan akan meningkat pada 6-9 bulan setelah puncak El Nino. Puncak El Nino oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diprediksi terjadi bulan Agustus-September tahun ini. Artinya, Indonesia mesti bersiap menghadapi dampak terhadap inflasi pangan enam bulan dari sekarang. 

“Puncak El Nino, ada kecenderungan ataupun tren inflasi pangan juga akan meningkat biasanya 6-9 bulan dari puncak El Nino itu terjadi. Ini kami melakukan pengamatan untuk beberapa komoditas pangan seperti beras, gandung, mie, gula, kopi, dan minyak kelapa sawit,” ujar Josua dalam Media Gathering APBN 2024, di Cianjur, Jawa Barat, Senin (25/9/2023).