Ambisi Jokowi menjadikan Indonesia sebagai poros bursa karbon juga bukan tanpa alasan. Ini mengingat besarnya potensi di balik bursa tersebut.
Nilai kredit karbon yang bisa dijual bahkan bisa mencapai Rp3.000 triliun. "Nilainya bisa Rp3.000 triliun, atau bahkan lebih," ujar Jokowi.
Nilai itu memperhitungkan besarnya unit karbon yang bisa dijual untuk menjadi kredit karbon. "Dalam catatan saya, ada 1 giga ton CO2 potensi kredit karbon yang bisa ditangkap," imbuh Jokowi.
Potensi jumlah unit karbon itu berasal dari banyaknya pengimbang emisi karbon atau carbon offset yang berasal dari alam seperti hutan.
"Indonesia memiliki potensi yang luar biasa, menjadi satu-satunya negara yang sekitar 60% pemenuhan pengurangan emisi karbonnya berasal dari sektor alam," jelas Jokowi.
(ibn/dhf)