Sejatinya mengawali pekan ini, pemodal cenderung optimistis bahwa skenario satu lagi kenaikan bunga acuan the Fed peluangnya kecil mengacu pada perlambatan aktivitas manufaktur AS yang kian berlanjut utamanya di sektor jasa.
Selain itu, ada prediksi inflasi inti PCE negeri itu, yang akan diumumkan Kamis nanti waktu setempat, akan di bawah 4% sehingga menjadi yang pertama dalam dua tahun terakhir.
Akan tetapi, optimisme itu buyar dengan pernyataan pejabat the Fed yang kian menggelorakan kecemasan pasar. Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari menyatakan, bank sentral memperkirakan masih membutuhkan kenaikan bunga acuan satu kali lagi tahun ini dan mempertahankan kebijakan pengetatan moneter dalam waktu lama, sejurus dengan perekonomian AS yang lebih tangguh daripada perkiraan semula.
"Bila perekonomian secara fundamental lebih kuat ketimbang yang kita sadari, bunga acuan perlu lebih tinggi dan dipertahankan tinggi lebih lama untuk mendinginkannya," kata Kashkari kala berbicara di Wharton School Universitas Pennsylvania, seperti dilansir dari Bloomberg News, Selasa (26/9/2023).
Kashkari, yang memiliki hak suara dalam penentuan kebijakan bank sentral tahun ini, menyatakan dia menjadi satu dari 12 pemegang kebijakan yang memperkirakan akan ada satu kali lagi kenaikan bunga acuan dalam proyeksi tahun ini yang dirilis setelah gelar FOMC pekan lalu.
Pejabat the Fed mengakui bila ada keterkejutan melihat ketangguhan perekonomian Amerika sejauh ini. Bank sentral akan melanjutkan upaya untuk menurunkan inflasi hingga ke target 2%.
Para pejabat the Fed dijadwalkan berbicara di berbagai acara pekan ini dan akan menjadi perhatian besar pasar yang masih terus mencari petunjuk demi mengelola ekspektasi arah kebijakan bunga acuan bank sentral paling berpengaruh itu.
Investor juga menunggu rilis data penjualan rumah di Amerika yang kini tengah dihantui kenaikan bunga KPR tertinggi dalam 23 tahun terakhir. Data manufaktur Negeri Paman Sam juga akan dirilis pekan ini.
Kamis pekan ini Amerika juga akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 yang akan menambah rujukan bagi pelaku pasar dalam menghitung ekspektasi. Disusul rilis data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE), juga data ketenagakerjaan AS yaitu klaim pengangguran.
Sejauh ini di pasar swap, ekspektasi para pelaku pasar juga masih bergeming terkait peluang kenaikan bunga acuan the Fed di sisa tahun ini. Mengacu pada CME Fedwatch, probabilitas the Fed menaikkan bunga 25 bps pada FOMC November semakin turun tinggal 18,5%, padahal kemarin masih sebesar 27,5%. Begitu juga probabilitas pada Desember yang turun menjadi 34,4% dari posisi sepekan lalu 37,4%.
(rui/aji)