APBN yang berlaku sekarang akan berakhir pada tanggal 30 September. Ini berarti jika MPR (Kongres) AS tidak mencapai kesepakatan pada tanggal 1 Oktober, maka aktivitas Pemerintah AS akan terhenti.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, berhentinya roda pemerintahan di AS tidak hanya akan menghancurkan kepercayaan atas kemampuan Pemerintah AS untuk tetap beroperasi tetapi juga memangkas Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal IV-2023.
“Kebijakan moneter Federal Reserve juga akan terpengaruh karena shutdown dapat membatasi ketersediaan rilis data ekonomi,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, penutupan dapat mempengaruhi rilis data yang diproduksi pemerintah "Dan pada gilirannya pengambilan keputusan The Fed," menurut Michael Hanson, Ekonom Global Senior di JPMorgan Chase & Co.
"Gangguan pada rilis data yang berlanjut hingga keputusan suku bunga 1 November akan menurunkan kemungkinan kenaikan pada pertemuan itu,” terangnya.
Bersamaan dengan hal tersebut, sejumlah investor masih merespons negatif statement dari The Fed yang berpotensi untuk menahan suku bunga di level tingginya untuk waktu yang lebih panjang.
Kemudian dari regional, perusahaan pengembang properti China yang sedang bermasalah, China Evergrande, mengumumkan tidak dapat mencari sumber pendanaan baru melalui mekanisme penarikan utang baru akibat adanya investigasi atas salah satu perusahaan afiliasinya, sebuah kondisi yang dapat membahayakan rencana restrukturisasi utang perusahaan senilai lebih dari US$300 miliar.
Selain itu, S&P Global memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China menjadi 4,8% di 2023 dari sebelumnya 5,2% dan 4,4% di 2024 dari sebelumnya 4,8%, lantaran terbatasnya pelonggaran kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan, likuiditas perekonomian pada Agustus berhasil mencetak pertumbuhan positif terdorong kinerja kredit perbankan yang mulai bangkit.
Uang beredar dari arti luas (M2) pada bulan lalu mencapai Rp8.363,2 triliun, tumbuh 5,9% yoy.
"Perkembangan M2 pada Agustus terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit yang tumbuh 8,9% setelah naik 8,4% pada Juli," kata Bank Indonesia dalam pengumumannya dikutip Senin (25/9/2023).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,3% ke 6.998 disertai oleh munculnya volume penjualan, saat ini pergerakan IHSG masih cenderung konsolidasi dan koreksinya masih tertahan oleh MA-5.
“Selama masih mampu bergerak di atas 6.973 atau bahkan di atas 6.928, maka posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave v dari wave (i),” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (26/9/2023).
Herditya juga memberikan catatan, hal tersebut berarti, koreksi dari IHSG akan cenderung terbatas dan berpeluang kembali menguat untuk menguji rentang area 7.055-7.090.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ENRG, INKP, KEEN dan SULI.
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi bergerak konsolidasi di rentang 6.980-7.000 di Selasa (26/9).
“IHSG diperkirakan sideways di rentang 6.980 sampai 7.000 di Selasa (26/9). Hal ini didukung dengan Stochastic RSI yang mengindikasikan death cross dan penyempitan positive slope pada MACD,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham-saham JPFA, PGAS, AMRT, AALI, ELSA, MIKA dan ENRG.
(fad)