Logo Bloomberg Technoz

Jacob Gu - Bloomberg News

Bloomberg, Unit daratan China Evergrande Group menyatakan gagal bayar pokok dan bunga obligasi senilai miliaran yuan. Hal ini menambah ketidakpastian nasib pengembang raksasa tersebut yang berada di pusat krisis properti negara itu.

Unit tersebut, Hengda Real Estate Group gagal membayar pokok dan bunga obligasi senilai 4 miliar yuan (Rp8,4 triliun) yang jatuh tempo pada 25 September, kata perusahaan dalam pengajuan ke bursa saham Shenzhen pada Senin (25/09/2023).

Evergrande telah membatalkan pertemuan-pertemuan penting dengan kreditor yang telah dijadwalkan untuk minggu ini dan mengatakan harus menilai kembali usulan restrukturisasinya.

Perusahaan ini menghadapi persidangan pada 30 Oktober di pengadilan Hong Kong atas pengajuan untuk dilikuidasi.

Pada bulan Maret, Hengda gagal melakukan pembayaran bunga untuk obligasi yuan 5,8% yang diterbitkan pada tahun 2020 dan mengatakan akan "secara aktif" bernegosiasi dengan pemegang obligasi untuk menemukan solusi sesegera mungkin, demikian menurut pernyataan pada Senin.

Gagal bayar obligasi oleh Evergrande adalah pertanda terbaru dari masalah keuangan pengembang properti China, yang telah terhuyung-huyung di bawah beban utang yang besar dan penurunan penjualan rumah.

Krisis properti telah menyebar ke sektor lain dari perekonomian China dan telah menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas keuangan negara tersebut.

Pemerintah China telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung sektor properti, tetapi sejauh ini belum berhasil membendung krisis.

Gagal bayar Evergrande untuk membayar obligasi dapat memicu gelombang gagal bayar obligasi lainnya di sektor properti, yang selanjutnya akan mengguncang perekonomian China.

(bbn)

No more pages