Di pasar spot kemarin, rupiah ditutup di level Rp15.400/US$, level terlemah sejak 10 Maret lalu kendati masih mencatat return positif bila dihitung dari posisi penutupan akhir 2022. Sementara kurs tengah Bank Indonesia kemarin ditutup di posisi Rp15.399/US$.
Di pasar derivatif, kontrak nondeliverable forward USD/IDR 1 pekan diperdagangkan di kisaran Rp15.412/US$ pagi ini pukul 6:30 WIB, Selasa (26/9/2023). Pergerakan di pasar NDF biasanya akan terefleksi di pasar spot hari yang sama.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan, setelah break support terkuat kemarin. Nilai tukar rupiah berpotensi terkoreksi menuju area Rp15.421-Rp15.444/US$. Trendline channel yang kemarin jebol dan tertembus dan menjadi support terkuat rupiah kini menjadi level resistance terdekat pada Rp15.395/US$.
Apabila pelemahan kembali berlanjut dengan tekanan yang tinggi, ada trendline garis biru pada level Rp15.450/US$ akan jadi support terakhir. Sementara resistance selanjutnya ada pada Rp15.370/US$.
Lelang Sukuk
Hari ini pemerintah akan melangsungkan lelang sukuk dengan target indikatif Rp6 triliun. Lelang akan memberi gambaran animo pasar SBN pasca pernyataan lebih tegas Federal Reserve terkait kebijakan higher for longer pekan lalu.
Dalam lelang sukuk terakhir lalu, pemerintah menyerap permintaan masuk lebih tinggi ketimbang target indikatif di tengah wacana pengurangan penerbitan SBN tahun ini. Hal serupa juga terjadi pada lelang surat utang negara pekan lalu yang membukukan nilai emisi lebih tinggi daripada target yang ditetapkan sebelumnya.
Lelang SBN beberapa waktu terakhir berlangsung di tengah kebijakan Bank Indonesia memulai emisi Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang sejauh ini sudah digelar dalam tiga kali sesi lelang dengan total nilai penyerapan melampaui Rp50 triliun.
Terlihat indikasi pergeseran dana pemodal, termasuk modal asing di pasar sekunder, dari SBN ke SRBI. Di pasar SBN terlihat pemodal juga mulai menggeser posisi dari tenor panjang menjadi tenor pendek.
-- dengan bantuan M. Julian Fadli.
(rui)