Diketahui bahwa shutdown 'penutupan pemerintahan' dapat mempengaruhi rilis data federal termasuk "pengambilan keputusan Fed,” menurut ekonom global senior di JPMorgan Chase & Co, Michael Hanson.
“Terusiknya rilis data yang bertahan hingga keputusan suku bunga tanggal 1 November akan menurunkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan itu.”
Namun setelah adanya keputusan bank sentral minggu lalu, para pemain saham semakin khawatir bahwa kenaikan harga minyak berisiko meningkatkan inflasi. Hal ini bisa menyebabkan pembuat kebijakan untuk menurunkan suku bunga dalam waktu segera. Dana hedge fund juga meningkatkan eksposur terhadap minyak karena adanya spekulasi bahwa pengetatan pasokan akan meningkatkan permintaan.
“Dampak penuh kebijakan moneter yang lebih ketat masih belum berdampak, ada sejumlah alasan yang menjadi penyebabnya,” kata ahli strategi Deutsche Bank Henry Allen. “Oleh karena itu, perlu waktu beberapa bulan sebelum dapat menyatakan dampaknya bagi ekonomi mengingat suku bunga jangka panjang masih mencapai titik tertinggi baru saat ini.”
Sementara itu Kepala Fed Bank of Chicago Austan Goolsbee mengatakan Amerika masih mungkin terhindar dari resesi. “Saya menyebut ini sebagai jalan emas dan saya pikir itu mungkin terjadi, tetapi ada banyak risiko dan jalannya berliku,” kata Goolsbee dalam wawancara dengan CNBC.
Di sisi lain, dua pejabat Fed pekan lalu mengatakan bahwa setidaknya satu kali kenaikan suku bunga mungkin terjadi. Dengan demikian, biaya pinjaman mungkin perlu tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Hal ini perlu dilakukan agar bank sentral dapat menurunkan inflasi kembali ke target 2%. Meskipun demikian Gubernur Fed Boston Susan Collins mengatakan bahwa pengetatan lebih lanjut “tidak mungkin dilakukan." Sementara Gubernur Michelle Bowman memberi isyarat bahwa mungkin diperlukan pengetatan berkali-kali.
Atas kondisi ini, pasar disebut memang harus siap menghadapi “perubahan rezim,” kata Kepala Investasi di Morgan Stanley Wealth Management, Lisa Shalett.
“Sejauh ini, investor yang paling terdampak namun saham-saham mahal dengan penilaian yang didasarkan pada suku bunga rendah mungkin semakin rentan,” tulisnya dalam sebuah catatan. “Tidak seperti periode-periode lalu ketika gelombang pasang penurunan suku bunga justru mengangkat semua saham hingga menyesuaikan dengan suku bunga yang lebih tinggi, cara ini kemungkinan akan menjadi cara yang menguntungkan."
Beberapa pergerakan utama di pasar:
Saham
S&P 500 naik 0,4% pada jam 4 sore waktu New York
Nasdaq 100 naik 0,5%
Dow Jones Industrial Average naik 0,1%
Indeks MSCI World sedikit berubah
Mata uang
Indeks Spot Dolar Bloomberg naik 0,4%
Euro turun 0,6% menjadi $1,0593
Pound Inggris turun 0,2% menjadi $1,2212
Yen Jepang turun 0,3% menjadi 148,82 per dolar
Mata uang kripto
Bitcoin turun 0,6% menjadi $26,337
Ether sedikit berubah pada $1,591.89
Obligasi
Imbal hasil Treasury 10 tahun AS naik 11 basis poin menjadi 4,54%
Imbal hasil 10 tahun Jerman naik enam basis poin menjadi 2,80%
Imbal hasil 10 tahun Inggris naik tujuh basis poin menjadi 4,32%
Komoditas
Minyak mentah West Texas Intermediate turun 0,1% menjadi $89,92 per barel
Emas berjangka turun 0,6% menjadi $1,934.80 per ons
Cerita ini diproduksi dengan bantuan Bloomberg Automation.
---dengan asistensi Cecile Gutscher dan Denitsa Tsekova.
(bbn)