Bloomberg News
Bloomberg, Pemerintah Rusia telah mengubah larangan ekspor bahan bakarnya. Menurut dekret yang diterbitkan dalam basis data hukum negara, mereka mengkecualikan bahan bakar bunker, gasoil (bahan bakar diesel atau solar), dan beberapa sulingan menengah dari larangan ekspor yang diberlakukan pekan lalu.
Perubahan tersebut tetap mempertahankan pembatasan utama yang melarang ekspor sebagian besar jenis bahan bakar minyak (BBM).
Rusia, yang merupakan pengekspor solar terbesar di dunia melalui jalur laut, memberlakukan larangan sementara terhadap ekspor bahan bakar kendaraan bermotor pekan lalu di tengah kenaikan tajam pada harga di dalam negeri.
Dalam pembatasan awal, kargo bahan bakar yang sudah diterima untuk pengiriman oleh Russian Railways JSC sebelum larangan tersebut diberlakukan, atau yang memiliki dokumen pengisian yang ada untuk pengangkutan melalui jalur laut, masih bisa diekspor.
Perubahan tersebut menambahkan operator pipa minyak milik negara, Transneft PJSC, sebagai entitas yang dapat menerima bahan bakar otomotif untuk pengiriman ekspor dalam kondisi tersebut.
Meskipun pemerintah mengatakan pembatasan bersifat sementara, mereka belum menetapkan tanggal berakhirnya larangan tersebut.
Menyusul pengumuman itu, harga solar di Eropa melonjak karena khawatir langkah ini akan memperburuk kelangkaan bahan bakar secara global. Beberapa analis melihat tindakan ini sebagai contoh lain dari tindakan Moskwa yang menggunakan ekspor energi sebagai senjata, saat invasi Ukraina oleh Rusia memasuki bulan ke-20.
Tahun lalu, data Vortexa menunjukkan ekspor laut Rusia dari semua jenis bahan bakar solar sekitar 0,95 juta barel per hari. Angka tersebut sekitar 3,4% dari total permintaan global. Turki, Brasil, dan Arab Saudi termasuk di antara tujuan utama kargo-kargo tersebut tahun ini, menyusul sanksi negara-negara barat yang melarang sebagian besar impor produk-produk minyak Rusia ke Uni Eropa.
(bbn)