Perubahan tersebut menambahkan operator pipa minyak milik negara, Transneft PJSC, sebagai entitas yang dapat menerima bahan bakar otomotif untuk pengiriman ekspor dalam kondisi tersebut.
Meskipun pemerintah mengatakan pembatasan bersifat sementara, mereka belum menetapkan tanggal berakhirnya larangan tersebut.
Menyusul pengumuman itu, harga solar di Eropa melonjak karena khawatir langkah ini akan memperburuk kelangkaan bahan bakar secara global. Beberapa analis melihat tindakan ini sebagai contoh lain dari tindakan Moskwa yang menggunakan ekspor energi sebagai senjata, saat invasi Ukraina oleh Rusia memasuki bulan ke-20.
Tahun lalu, data Vortexa menunjukkan ekspor laut Rusia dari semua jenis bahan bakar solar sekitar 0,95 juta barel per hari. Angka tersebut sekitar 3,4% dari total permintaan global. Turki, Brasil, dan Arab Saudi termasuk di antara tujuan utama kargo-kargo tersebut tahun ini, menyusul sanksi negara-negara barat yang melarang sebagian besar impor produk-produk minyak Rusia ke Uni Eropa.
(bbn)