Kalangan ini tidak tersentuh layanan bank formal dalam bentuk fasilitas pinjaman formal yang lebih 'manusiawi'. Pada saat yang sama, aksesibilitas terhadap ponsel dan layanan internet sudah jauh lebih tinggi. Penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 215,63 juta orang pada 2023, setara dengan 78,2% penduduk RI.
Gayung bersambut, dengan iklan penawaran pinjol yang begitu masif melalui media sosial pada akhirnya begitu mudah menjaring kalangan unbanked untuk mengakses pinjaman online ketika perbankan konvensional tidak menyentuh mereka bahkan menutup pintu untuk mereka.
Syarat kredit formal
Karakteristik pinjol di perbankan lebih mirip dengan kredit tanpa agunan (KTA). Namun, KTA menerapkan kualifikasi atau persyaratan kredit yang lebih ketat ketimbang pinjol. Sebagai gambaran, KTA yang ditawarkan oleh perbankan rata-rata mencantumkan syarat penghasilan mulai Rp3 juta, bahkan beberapa ada yang mensyaratkan pendapatan Rp7 juta per bulan. Sementara syarat administratif tidak hanya terbatas KTP, tapi juga NPWP juga slip gaji.
Mengacu pada Badan Pusat Statistik termutakhir, rata-rata pendapatan masyarakat pekerja di Indonesia hanya di kisaran Rp2,94 juta per bulan. Artinya, KTA yang disediakan oleh perbankan meski menawarkan bunga lebih rendah dibandingkan yaitu bisa di bawah 2% per bulan, hanya bisa diakses oleh sebagian kecil masyarakat saja.
Sebagian besar akan sulit mengakses dengan pendapatan yang belum memenuhi syarat, ditambah sejauh ini lapangan kerja di Indonesia lebih didominasi oleh sektor informal dengan persentase mencapai lebih dari 60%.
Akhirnya, kalangan yang tak bisa mengakses kredit formal dari perbankan, terpaksa memilih pinjol meski dari segi biaya sangat mahal berkali lipat ketimbang KTA bank. Rata-rata bunga pinjol kini ada di kisaran 0,4% per hari atau 12% per bulan, enam kali lipat lebih tinggi dibandingkan bunga KTA bank. Belum termasuk biaya lain-lain seperti biaya penanganan, biaya layanan, dan sebagainya.
Literasi masih rendah
Para penyedia pinjol mengetahui celah ini dan menggarapnya maksimal dengan jorjoran mengiklankan layanan melalui aneka platform media sosial.
Diksi "dana cepat", "uang tunai instan", "dana tunai langsung cair", dan lain-lain menjadi kata kunci yang terus didengungkan lewat iklan-iklan di media sosial seperti Youtube, Twitter atau X, Facebook juga Google Ads.
Iklan-iklan pinjol itu juga menjaring nasabah dengan tagline cenderung 'menyesatkan' dengan iming-iming "bunga murah 1% per hari", pada akhirnya menjebak begitu mudah masyarakat yang secara umum masih memiliki literasi finansial rendah.
Bunga 1% per hari atau 30% per bulan, tentu saja bukan harga yang murah untuk sebuah pinjaman. Namun, literasi yang belum merata dan masih rendah, disebut oleh OJK indeks literasi finansial RI masih di bawah 50%, membuat iming-iming berbahaya itu disangka murah.
Sebagai gambaran, ketika seseorang meminjam pinjol sebesar Rp3 juta dengan bunga 0,4% per hari -setara 12% per bulan, dan biaya administirasi 1% dari nilai pinjaman, serta tenor 30 hari.
Maka, saat jatuh tempo pinjaman, ia harus mengembalikan sejumlah Rp3,411 juta. Jadi, bunga atau biaya pinjaman yang dikenakan total sejatinya mencapai 0,46% per hari atau 13,8% per bulan. Bila menunggak, nilai pinjaman yang harus dikembalikan bisa semakin menggulung banyak.
Bila masa pinjaman ditarik lebih lama, anggaplah 180 hari atau 6 bulan, maka biaya bunganya mencapai Rp3,15 juta ditambah biaya administrasi Rp30.000, maka total keseluruhan biaya pinjaman mencapai Rp3,18 juta untuk pinjaman sebesar Rp3 juta. Total yang harus dibayarkan peminjam saat jatuh tempo mencapai Rp6,18 juta. Bunga riil pinjaman mencapai 0,59% per hari atau mencapai 106,2%.
Penyedia pinjol untung besar
Dari sisi hulu atau penyedia pinjaman online, tingginya pinjaman bermasalah bukan menjadi persoalan dengan potensi keuntungan besar dari penyediaan pinjol berbunga setinggi itu.
Mari melihat contoh dari penyedia pinjol yang namanya tengah viral, yaitu AdaKami atau PT Pembiayaan Digital Indonesia. Aplikasi pinjol yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan besar China berkongsi dengan Patrick Walujo, pemilik perusahaan private equity ternama Northstar dan kini menjabat sebagai CEO PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) itu, mencetak pendapatan Rp1,24 triliun per 31 Desember 2022, dikutip dari website perseroan.
Dengan beban pokok Rp854,94 miliar, AdaKami masih mengantongi laba bersih Rp170,33 miliar. Sementara total outstanding pinjaman mencapai Rp2,91 triliun, dan total akumulasi pinjaman sepanjang tahun berjalan sebesar Rp9,96 triliun.
Contoh lain adalah dari maraknya penyaluran paylater, bagian dari pinjaman online, hanya saja lebih diarahkan untuk transaksi belanja mirip dengan produk kartu kredit perbankan.
Salah satu pemain besar bisnis paylater yakni Akulaku yang menjadi bagian dari PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) atau BNC. Mengacu pada laporan keuangan perseroan kuartal II-2023, pendapatan bunga bersih bank ini naik 152% menjadi Rp1,38 triliun, mengantarkan rasio nett interest margin menembus dua digit di angka 16,15%, di kala NIM rata-rata perbankan Indonesia ada di kisaran 4,84% per Juli lalu.
Hal serupa juga dicatat oleh PT Bank Jago Tbk (ARTO), yang sahamnya dimiliki sebagian oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Bank Jago menyalurkan pinjaman online salah satunya melalui GoPay juga Kredit Pintar. Pada akhir kuartal II-2023, Bank Jago mencatat NIM sebesar 10,46%, angka itu stabil dibanding tahun sebelumnya.
(rui/roy)