Rencana kunjungan ini muncul ketika AS selama berbulan-bulan telah menekan sekutu keamanannya termasuk Korea Selatan, Belanda, Taiwan, dan Jepang untuk mematuhi pembatasan besar-besaran terhadap penjualan cip canggih – sebuah langkah yang dianggap menargetkan sektor teknologi Tiongkok.
Sementara Xi terakhir kali mengunjungi Korea Selatan pada bulan Juli 2014 silam. Dia menjadi pemimpin Tiongkok pertama yang mengunjungi Seoul sebelum Pyongyang sejak China menjalin hubungan diplomatik dengan Korea Selatan pada tahun 1992. Selama perjalanannya, ia membahas cara-cara untuk mengekang ambisi atom Korea Utara dengan Presiden Park Geun-hye dan mengatur perdagangan won-yuan secara langsung pada saat itu.
Pada hari Sabtu, Xi mengatakan Tiongkok dan Korea Selatan adalah tetangga dekat dan mitra yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, kemajuan hubungan bilateral demi kepentingan bersama kedua negara dan menjadi pertanda baik bagi perdamaian dan pembangunan regional, dilaporkan kantor berita Xinhua News milik negara tersebut.
Di sisi lain, Korea Selatan juga berupaya untuk menghidupkan kembali pertemuan puncak tiga pihak dengan Jepang dan Tiongkok karena perundingan tersebut terakhir kali dilakukan pada tahun 2019 dan kemudian terhenti. Pertemuan tak lanjut awalnya karena pandemi Covid-19 dan kemudian ada ketegangan politik. Duta Besar Korea Selatan untuk Tokyo mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa pembicaraan tingkat tinggi sedang dilakukan agar KTT tersebut terlaksana tahun ini. Hal ini kata dia, tidak akan mempengaruhi hubungan Seoul dengan Washington.
Yang juga menarik adalah bahwa para menteri luar negeri dari Korea Selatan dan Jepang bertemu di sela-sela Majelis Umum PBB untuk membantu memajukan pertemuan puncak itu.
Sosok Yoon, seorang konservatif yang diketahui telah bekerja dengan Presiden AS Joe Biden untuk meningkatkan kerja sama keamanan guna menghadapi ancaman seperti program nuklir Korea Utara dan ketegasan Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik ikut ambil bagian. Yoon ikut mengupayakan keseimbangan antara Tiongkok, mitra dagang terbesar negaranya dan Amerika Serikat.
Namun dia juga mendorong agar pemerintahan Biden untuk merestrukturisasi rantai pasokan global guna mengurangi ketergantungan pada Tiongkok, yang mana hal ini menuai kritik dari Beijing.
Sementara Beijing berada di bawah tekanan setelah bangkitnya kembali kerja sama antara Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat. Kerja sama itu juga telah memperkuat latihan militer bersama termasuk latihan pertahanan rudal dan pertukaran informasi. Hubungan mereka yang membaik juga menghasilkan pertemuan puncak bersejarah antara Biden, Yoon dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Agustus tahun ini.
(bbn)
