Harga tiket pun melambung, sampai lebih dari dua kali harga normal untuk rute favorit karena warga China berlomba membeli tiket pesawat.
Harga tiket pesawat kelas ekonomi Air China Ltd dari Beijing ke Chengdu untuk tangal 29 tercatat 1.800 yuan (US$250), naik dari 680 yuan untuk penerbangan tanggal 22 September. Sementara penerbangan jarak jauh internasional seperti Shanghai-Sydney naik lebih dari dua kali dibandingkan harga tiket pada Oktober setelah masa liburan itu.
Perusahaan perjalanan daring Tongcheng melaporkan bahwa harga tiket tinggi ini tampaknya memperlihatkan peningkatan popularitas pada tujuan wisata berjarak jauh di China, yang semakin menarik karena jangka liburan kali ini lebih panjang.
Lokasi seperti Xinjiang, Tibet, Qinghai, Ningzia dan Heilongjiang di wilayah timur laut China merupakan lokasi yang paling populer di kalangan warga China. Laporan Tongcheng menyebut jumlah pencarian paket perjalanan ke wilayah Xinjiang 10 kali lebih banyak dibanding tahun lalu.
Perjalanan ke luar negeri akhirnya meningkat yang didukung oleh keputusan pemerintah China mencabut larangan perjalanan wisata kelompok pada Agustus lalu. Selain itu, kemudahan memasuki negara-negara lain seperti Thailand juga membantu momentum ini. Data dari perusahaan pelacakan pesawat Umetrip memperlihatkan pesanan tiket perjalanan internasional di periode liburan kali ini mendekati satu juta.
Sementara Trip.com mengatakan pemesanan perjalanan ke luar negeri melalui platformnya hampir 20 kali lebih tinggi dari angka di liburan tahun lalu ketika China masih menerapkan kebijakan Covid yang ketat seperti wajib karantina dan tes Covid.
Thailand, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Australia dan Inggris adalah lokasi-lokasi yang paling populer di kalangan warga China yang hendak liburan ke luar negeri.
Data dari Flight Master memperlihatkan, pesanan tiket dari Shanghai dan Beijing ke Tokyo masuk 10 besar rute perjalanan internasional di periode liburan ini.
Regulator China meminta perusahaan penerbangan untuk menambah jumlah penerbangan dan mempergunakan pesawat berbadan lebar untuk rute-rute yang diminati tersebut. Jin mengatakan, perusahaan penerbangan harus mulai melihat kemungkinan membuka jalur ke kota-kota China yang lebih kecil.
"CAAC mendorong operator dalam negeri dan asing untuk meningkatkan investasi kapasitas di pasar perjalanan udara rute international dan segera memulai kembali penerbangan internasional," kata Jin.
Penambangan permintaan menjelang libur panjang kali ini memicu trafik penumpang pesawat udara China mencapai titik tertinggi dalam dua bulan berturut-turut, Juni dan Agustus.
Gambaran ini adalah dorongan positif yang sudah ditunggu oleh tiga maskapai penerbangan besar China yang terpukul oleh dampak larangan perjalanan di era pandemi. Air China, China southern Airlines Co. dan China Eastern Airlines Corp. yang sempat membukukan kerugian total sebesar 200 miliar yan dari 2020 hingga pertengahan tahun ini.
(bbn)