Selasa esok, pemodal di seluruh dunia akan mencermati pidato pejabat the Fed yang mungkin akan melontarkan sinyal baru terkait arah kebijakan bunga acuan. Investor juga menunggu rilis data penjualan rumah di Amerika yang kini tengah dihantui kenaikan bunga KPR tertinggi dalam 23 tahun terakhir. Data manufaktur negeri paman sam juga akan dirilis pekan ini.
Kamis pekan ini Amerika juga akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 yang akan menambah rujukan bagi pelaku pasar dalam menghitung ekspektasi. Disusul rilis data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE), juga data ketenagakerjaan AS yaitu klaim pengangguran.
Dari dalam negeri, hari ini Bank Indonesia akan merilis data uang beredar yang memberi gambaran likuiditas perekonomian terakhir.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi menguat hari ini. Dengan target penguatan terdekat menuju Rp15.355-Rp15.330/US$ pada trendline garis hijau. Level resistance potensial selanjutnya terdapat Rp15.311/US$.
Adapun secara tren jangka pendek, rupiah berpotensi membentuk tren pembalikan arah dengan terbentur indikator trendline garis ungu pada level Rp15.390/US$ sebelumnya dan Rp15.400/US$ sebagai support terkuat, yang tercermin dari time frame daily dan menggaris chart dalam tren satu tahun ke belakang. Dengan support selanjutnya Rp15.430/US$.
Adapun dalam sepekan perdagangan kedepan, nilai rupiah berpotensi bergerak sideways dengan kecenderungan menguat di kisaran sempit Rp15.320–Rp15.395/US$. Bersamaan dengan support terkuatnya Rp15.420/US, mencermati indikator pergerakan nilai rupiah jauh di bawah MA-200, MA-100 dan MA-50.
Tenor lebih pendek
Bank Indonesia berniat merilis SRBI dengan pilihan tenor lebih pendek yaitu 2 minggu, lalu 1 dan 3 bulan untuk mengakomodasi minat para pelaku pasar.
Bank Indonesia sejauh ini baru menggelar lelang SRBI dua kali di mana keduanya mencatat kelebihan permintaan alias oversubscribed.
"Total saat ini sudah ada Rp37 triliun di mana sudah transaksi di pasar sekunder juga sebesar Rp2,31 triliun atau 5% sudah diperdagangkan. Yang menarik, pemodal nonresiden [asing] mencapai 82% dari pasar sekunder, jadi paling tidak langkah awal BI ini [terlihat] appetite pelaku pasar baik asing maupun lokal membaik. Bahkan di secondary market nonbank juga mulai melakukan pembelian," jelas Deputi Gubernur BI Destry Damayanti dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis siang (21/9/2023).
BI menilai efektivitas SRBI dalam membantu penguatan cadangan devisa RI sudah terlihat jelas, melengkapi berbagai instrumen lain seperti TD Valas DHE.
Catatan bank sentral, TD Valas DHE telah berhasil menarik valas US$ 568 juta pada Agustus dan dengan adanya penempatan wajib nilainya kini telah mencapai US$ 1,33 miliar. "Di mana mayoritas yaitu 60% ditempatkan di tenor 3 bulan. Lalu jumlah korporasi juga bertambah dari 50 menjadi 122 korporasi," jelas Destry.
Sementara bank yang terlibat mencapai 16 bank. "Kami sangat percaya diri, TD Valas DHE akan terus meningkat," tambahnya.
-- dengan bantuan M. Julian Fadli.
(rui)