Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, lebih lanjut, data Continuing Claims memperlihatkan jumlah orang yang sudah mencairkan tunjangan pengangguran paling tidak selama dua minggu beruntun turun 21.000 ke level terendah dalam delapan bulan, 1,66 juta, untuk minggu yang berakhir tanggal 9 September.
“Indikasi bahwa individu yang kehilangan pekerjaan tidak menemui kesulitan berarti dalam mencari pekerjaan baru,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, dua pejabat Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengatakan bahwa setidaknya akan ada satu kenaikan suku bunga lagi yang mungkin terjadi dan bahwa biaya pinjaman mungkin perlu tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama agar Bank Sentral dapat mengendalikan inflasi kembali ke target 2%.
Sementara Gubernur Federal Reserve Boston, Susan Collins, mengatakan bahwa pengetatan lebih lanjut "Tentu saja masih menjadi opsi.”
Gubernur Michelle Bowman memberikan sinyal bahwa kemungkinan lebih dari satu kenaikan akan diperlukan, mengokohkan posisinya sebagai salah satu anggota FOMC yang paling "Hawkish."
Adapun Gubernur Federal Reserve Bank of San Francisco, Mary Daly, mengatakan bahwa ia belum siap untuk menyatakan kemenangan dalam perang melawan inflasi, dan bahwa Bank Sentral masih berkomitmen untuk mengendalikan tekanan harga sehalus mungkin.
Dari regional, Bank of Japan (BoJ) menjaga tingkat suku bunga jangka pendek acuannya (Key Short-term Interest Rate) pada -0,1% dan yield obligasi bertenor 10 tahun sekitar 0%.
BOJ mempertahankan suku bunga acuan untuk jangka pendek di -0,1% dan tidak merubah parameter kebijakan pengendalian kurva imbal hasil (Yield Curve Control) karena BOJ berpendapat ekonomi Jepang untuk saat ini masih dalam fase pemulihan yang ditopang oleh realisasi permintaan terpendam (Pent-up Demand) pasca pandemi Covid-19.
BOJ meramalkan meskipun telah melampaui target 2%, tingkat inflasi kemungkinan akan mulai bergerak turun. Hal ini memberi indikasi bahwa BOJ masih khawatir Jepang kembali jatuh ke dalam pusaran deflasi yang dapat memangkas pertumbuhan ekonomi.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,4% ke 7.016 disertai dengan munculnya volume pembelian, namun penguatan IHSG masih tertahan oleh Upper Band.
“Saat ini, posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave v, sehingga pergerakannya masih berpeluang menguat untuk menguji rentang area 7.055-7.090. Penguatan IHSG tersebut akan terjadi apabila IHSG mampu menembus 7.046,” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (25/9/2023).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, AKRA, MDKA, PGEO dan TLKM.
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi uji resistance 7.050 di Senin (25/9).
“IHSG ditutup menguat di Jumat (22/9). Stochastic RSI bergerak naik ke overbought area, sejalan dengan pelebaran positive slope MACD. Selama bertahan diatas pivot 7.000 (MA5), IHSG berpotensi uji resistance 7.050 pada Senin (25/9),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham-saham seperti SILO, MTEL, CPIN, EXCL, ICBP, MEDC dan AKRA di Senin (25/9).
(fad/ezr)