Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada 2020-2022 masih meninggalkan dampak pada industri hulu migas Indonesia. Sejumlah perusahaan migas mengaku masih kesulitan mendapatkan barang dan jasa yang digunakan untuk mendukung kegiatan hulu migas yang dilakukan secara masif dalam beberapa tahun terakhir.

Project Deputy General Manager BP Berau Mulyawan Samad mengatakan, sejak pandemi, perusahaan kesulitan mencari supplier barang dan jasa yang bagus untuk memenuhi operasional. Perang Ukraina dan Rusia juga memperparah rantai pasok ini. Selain itu masalah yang dihadapi saat ini yaitu availability brain yakni ketersediaan insinyur di setiap divisi yang amat kurang dan kepastian big supplier

Engineer yang andal sangat sulit kami temukan, tidak seperti pada 10 tahun lalu sebelum pandemi,” kata Mulyawan Samad saat menjadi pembicara pada Concurrent Forum 5 bertajuk “Integrated Supply Chain Breaking Boundaries: Balancing supply and demand through Integrated Supply Chain and Cost Optimization in Indonesia” dalam acara konferensi di Bali, dikutip dari keterangan pers, Minggu (24/9/2023).

Mulyawan mengatakan, untuk mengatasi masalah big supplier, perusahaan memiliki kecenderungan untuk menggerakkan jalur relasi mereka sampai ke atas. Sementara saat pandemi terjadi, supplier melakukan efisiensi dan dampaknya akan ikut dirasakan oleh perusahaan yang menggunakan produknya. Sementara para supplier baru cenderung belum dapat melakukan terobosan. 

“Kita diskusi dengan SKK Migas dan melakukan propose dari sisi teknikal (brain engineer). Kami sangat memerlukan teknisi yang andal. Dalam merekrut vendor, kami sangat ketat dan SKK Migas membantu menyaringnya,” ujarnya.

Masalah kebutuhan insinyur juga disampaikan Senior Project Manager PT Meindo Elang Indah, Arc Steven. Dia mengatakan, perusahaannya mempunyai 60 insinyur. Sayangnya hanya 30-40 % yang masih berumur di bawah 60 tahun. Menurut dia, digitalisasi karena itu akan membantu pergerakan kebutuhan insinyur migas saat ini. 

“Ada beberapa proyek yang mensyaratkan posisi engineer harus diisi orang Indonesia,” ujar dia. 

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), pada 2023 jumlah pekerja di KKKS sebanyak 19 ribu. Untuk meningkatkan produksi pada tahun 2030 namun dibutuhkan tambahan pekerja sekitar 4 ribu. Pada akhir tahun 2022, sebanyak 21% pekerja sudah berusia di atas 51 tahun.

Sebagai mitra kontraktor, SKK Migas mencoba ikut terlibat menanganinya.

Salah satu penunjang untuk memenuhi kebutuhan kontraktor, SKK Migas membuat Indonesian Oil and Gas E-Commerce (IOG E-Commerce). Sebagaimana e-commerce pada umumnya, IOG E-Commerce mudah untuk diakses dan digunakan. Sistem ini akan menampilkan produk-produk unggulan dari penyedia-penyedia yang telah bekerja sama dengan kontraktor KKS (KKKS). Saat ini lebih dari 1.000 produk telah terdaftar pada IOG E-Commerce ini. Sistem ini pun sudah memfasilitasi proses order tracking yang lebih cepat dan mudah.

“Hadirnya IOG E-Commerce ini membawa sejumlah manfaat bagi kegiatan pengadaan barang dan jasa di kontraktor KKS, antara lain membuat kegiatan pengadaan barang dan jasa menjadi lebih efektif, efisien, kompetitif, adil dan bertanggung jawab,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.

(ezr)

No more pages