Logo Bloomberg Technoz

Industri Hulu Migas RI Masih Sangat Kekurangan Insinyur

Ezra Sihite
24 September 2023 19:00

Pertambangan minyak onshore./dok. SKK Migas
Pertambangan minyak onshore./dok. SKK Migas

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada 2020-2022 masih meninggalkan dampak pada industri hulu migas Indonesia. Sejumlah perusahaan migas mengaku masih kesulitan mendapatkan barang dan jasa yang digunakan untuk mendukung kegiatan hulu migas yang dilakukan secara masif dalam beberapa tahun terakhir.

Project Deputy General Manager BP Berau Mulyawan Samad mengatakan, sejak pandemi, perusahaan kesulitan mencari supplier barang dan jasa yang bagus untuk memenuhi operasional. Perang Ukraina dan Rusia juga memperparah rantai pasok ini. Selain itu masalah yang dihadapi saat ini yaitu availability brain yakni ketersediaan insinyur di setiap divisi yang amat kurang dan kepastian big supplier

Engineer yang andal sangat sulit kami temukan, tidak seperti pada 10 tahun lalu sebelum pandemi,” kata Mulyawan Samad saat menjadi pembicara pada Concurrent Forum 5 bertajuk “Integrated Supply Chain Breaking Boundaries: Balancing supply and demand through Integrated Supply Chain and Cost Optimization in Indonesia” dalam acara konferensi di Bali, dikutip dari keterangan pers, Minggu (24/9/2023).

Mulyawan mengatakan, untuk mengatasi masalah big supplier, perusahaan memiliki kecenderungan untuk menggerakkan jalur relasi mereka sampai ke atas. Sementara saat pandemi terjadi, supplier melakukan efisiensi dan dampaknya akan ikut dirasakan oleh perusahaan yang menggunakan produknya. Sementara para supplier baru cenderung belum dapat melakukan terobosan. 

“Kita diskusi dengan SKK Migas dan melakukan propose dari sisi teknikal (brain engineer). Kami sangat memerlukan teknisi yang andal. Dalam merekrut vendor, kami sangat ketat dan SKK Migas membantu menyaringnya,” ujarnya.