Pada hari Jumat, Trudeau mengatakan kepada wartawan di Ottawa bahwa Kanada pertama kali menyampaikan tuduhan tersebut kepada India “beberapa minggu yang lalu.”
“Kami berada di sana untuk bekerja secara konstruktif dengan India dan kami berharap mereka terlibat dengan kami sehingga kami dapat menyelesaikan masalah yang sangat serius ini,” kata Trudeau dikutip dari Bloomberg News, Sabtu (23/9/2023).
India membantah bahwa Kanada telah secara resmi membagikan informasi tentang pembunuhan Nijjar, seorang warga negara Kanada yang dinyatakan sebagai teroris oleh India.
Dia ditembak mati pada tanggal 18 Juni di luar kuil Sikh di Surrey, British Columbia. Tidak ada penangkapan yang diumumkan. Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah menolak tuduhan bahwa India berada di balik pembunuhan itu dan menganggapnya “tidak masuk akal.”
Kementerian Luar Negeri India tidak menanggapi permintaan komentar. Pejabat pers pemerintah Kanada juga menolak berkomentar. Juru bicara badan intelijen Kanada mengatakan mereka tidak dapat membahas tuduhan tersebut demi melindungi aktivitas sensitif dan sumber intelijen.
“Tidak ada informasi spesifik yang dibagikan oleh Kanada mengenai kasus ini, baik saat itu, sebelum atau sesudahnya,” Arindam Bagchi, juru bicara Kementerian Luar Negeri India.
India juga bersedia untuk “melihat informasi spesifik apa pun yang diberikan kepada kami, tetapi sejauh ini kami belum menerima informasi spesifik seperti itu.”
Klaim tersebut telah membawa hubungan India-Kanada ke titik terendah baru, yang berdampak pada ribuan pelajar India yang melakukan perjalanan ke Kanada untuk mendapatkan pendidikan tinggi serta ekspatriat India. India pada hari Kamis berhenti mengeluarkan visa kepada warga Kanada dan juga meminta Kanada untuk mengurangi kehadiran diplomatiknya.
Komisi Tinggi Kanada di New Delhi mengatakan pihaknya sedang menyesuaikan jumlah stafnya di misi-misi di India sebagai tanggapan atas kekhawatiran tentang keselamatan staf diplomatiknya.
--Dengan asistensi dari Derek Decloet.
(bbn)