Bloomberg Technoz, Jakarta – Kalangan ekonom memperkirakan harga minyak dunia sampai dengan akhir tahun ini masih belum akan menembus US$100/barel, seiring dengan munculnya berbagai sentimen yang bakal menghambat laju harga komoditas.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan harga minyak mentah atau crude ke depan memang masih akan cenderung stabil tinggi, sejalan dengan pemangkasan produksi dari Arab Saudi dan Rusia.

“Namun, kami menilai untuk tembus ke atas US$100/barel kemungkinannya masih kecil,” ujarnya, Jumat (22/9/2023) petang.

Menurut Josua, terdapat beberapa downward risk yang akan merintangi laju harga minyak dunia untuk kembali menembus ke level tertingginya seperti tahun lalu.

Pertama, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) masih berpotensi menguat, sejalan dengan kebijakan moneter The Federal Reserves (The Fed) yang masih cenderung hawkish.