Logo Bloomberg Technoz

Kalah Saing dari Tetangga, RI Akan Sempurnakan Tata Niaga Karbon

Ezra Sihite
22 September 2023 16:30

Asap keluar dari cerobong PLTU Suralaya di Merak, Cilegon, Banten, Rabu (30/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Asap keluar dari cerobong PLTU Suralaya di Merak, Cilegon, Banten, Rabu (30/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Nusa Dua - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan Indonesia masih akan terus menyempurnakan ekosistem dan regulasi perdagangan karbon agar tidak kalah kompetitif dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura. 

Arifin menyebut saat ini penyempurnaan regulasi perdagangan karbon masih disinkronkan dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Namun, dia tidak mendetailkan klausul apa saja yang termasuk dalam pembahasan. 

“Itu sudah dikoordinasikan di Kemenko Marves. Semuanya sudah, cuma ada satu isu yang memang harus kita clear-kan, tetapi nantilah. Nanti kita clear-kan supaya Indonesia ini menarik untuk bisnis karbon,” ujarnya ditemui di BNDCC, Bali, Jumat (22/9/2023).

Untuk diketahui, di samping platform bursa karbon yang akan diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 September, Kementerian ESDM awal tahun ini juga sudah meluncurkan program perdagangan karbon subsektor tenaga listrik sebagai salah satu upaya mencapai nol emisi karbon dan menurunkan gas rumah kaca (GRK). 

Berdasarkan peta jalan perdagangan karbon subsektor pembangkit tenaga listrik yang telah disusun, pelaksanaan perdagangan carbon trading menurunkan emisi GRK lebih dari 36 juta ton CO2e pada 2030.