Dino menegaskan, pihaknya tidak pernah memiliki field collector atau penagih hutang yang ada di lapangan. “Kami hanya punya debt collection cuman di telpon, kalau ada didatangi ke rumah itu bukan AdaKami,” ucapnya.
Tim penagih yang ada di AdaKami, lanjut Dino, juga diseleksi dan harus memiliki sertifikasi sebagaimana ketentuan yang berlaku di AFPI.
“Setiap DC harus sertifikasi. Kalau ada yang melamar tidak ada sertifikasi, ada waktu sebulan untuk men-training DC,” imbuhnya.
Sebelumnya, dalam sebuah postingan yang menyertakan tangkapan layar pesan diduga dari oknum DC AdaKami, memperlihatkan komunikasi penagihan secara intimidatif. AdaKami menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan dan berjanji untuk menangani kasus penagihan tidak patut ini.
Rame ttg korban Pinjol Adakami dll yg menteror keluarga, teman & kantor dgn umpatan, cacian & kirim Gofood fiktif yg merepotkan
— aiek_aj :) (@Aiek_Speechless) September 19, 2023
Korban dari perorangan, mahasiswa & warga sekampung
Presiden Jokowi Menteri OJK dll tak ada action memberantas
Pelaku orang dalam yg impor TKA China pic.twitter.com/qcGCMW2P9U
Terkait kabar adanya order fiktif melalui layanan jasa ojek online, AdaKami membantahnya dan dikalim bukan menjadi bagian dari prosedur perusahaan atau tidak memiliki keterkaitan apapun dengan layanan milik AdaKami.
“Kami mengajak masyarakat, terutama para nasabah AdaKami, untuk aktif dalam mengumpulkan bukti bukti yang lengkap dan melaporkan tindakan penagihan yang dianggap melanggar norma-norma etika kesopanan,” tulis AdaKami.
Sebelumnya tersiar kabar melalui media sosial Twitter bahwa AdaKami melakukan order fiktif. Berlangsung pertama kali pada 13 Agustus, kemudian berlanjut hingga empat hari berikutnya secara berturut-turut.
(mfd/wep)