"Jadi sedang disiapkan. Ini kan perlu kita promosikan dahulu dong ya kan, mau kita lelang orang enggak tahu kalau awal-awal begini," tambahnya.
Dia pun enggan mengonfirmasi ihwal Pertamina bakal menjadi operator tunggal di Blok Warim, seperti yang dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Blok Warim menjadi salah satu WK migas yang tengah menjadi sorotan akhir-akhir ini lantaran ditengarai menyimpan kekayaan migas di cekungan besar yang konon berbatasan dengan wilayah Papua Nugini.
Berdasarkan kajian Kementerian ESDM, potensi cadangan minyak di Blok Warim menembus 25,968 miliar barel. Adapun, potensi cadangan gasnya menyentuh 47,37 triliun kaki kubik gas atau trillion cubic feet (TCF) alias empat kali lipat dari Blok Masela di Tanimbar, Maluku yang tidak lebih dari 10,73 TCF.
Permasalahannya, blok tersebut bersinggungan dengan wilayah hutan lindung di Taman Nasional Lorentz. Dengan demikian, dibutuhkan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk dapat mengeksploitasi cadangan migas di sana.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebelumnya memastikan eksplorasi Blok Warim di Papua akan dilakukan di areal yang tidak beririsan dengan hutan lindung di Taman Nasional Lorentz.
Dalam kaitan itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan WK migas —yang digadang-gadang sebagai ‘harta karun’ dengan cadangan minyak jumbo dan gas empat kali lipat melebihi Blok Masela— itu akan segera dilelang.
“Blok Warim segera ditenderkan dan yang overlap [dengan kawasan hutan lindung] akan ditinggal. Kita garap yang tidak bersinggungan. Tender Blok Warim sedang disiapkan dan Kementerian ESDM akan melelangnya,” tegas Dwi di sela konferensi pers International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas Industry 2023 (ICIUOG) di Bali, Rabu (20/9/2023).
(ezr/wdh)