“Mereka tanamkan modal pasti cari keuntungan sebesar-besarnya dan itu wajar.” lanjut Jokowi.
Bahkan setelah konsorsium melangsungkan groundbreaking, Jokowi mengatakan, banyak investor dalam negeri yang protes ke Jokowi karena merasa tidak dilibatkan dalam konsorsium. Padahal, menurutnya pemerintah telah menawarkan investasi ke banyak pihak.
“Dulu, kita tawar-tawarkan pada diam begitu, sekarang ada yang masuk ini konsorsium, ‘Pak, saya, kok, nggak ditawari, Pak saya, kok, nggak diajak Pak?’. Gimana sih, dulu-dulu udah dikumpulin kita jajak pasar nggak sekali dua kali,” ujarnya.
Sehingga, Jokowi optimistis banyak investor lain akan menyusul untuk menyuntikkan dana dalam mega proyek tersebut pasca groundbreaking.
Perlu diketahui, berdasarkan keterangan melalui siaran pers Otorita IKN, pelaku usaha yang melakukan Groundbreaking Konsorsium Nusantara sebanyak sepuluh investor yang dipimpin oleh Agung Sedayu Group. Sepuluh investor tersebut antara lain; Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinarmas, Pulauintan, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group, Kawan Lama Group, dan Alfamart group.
Selain beberapa investor di dalam konsorsium tersebut, terdapat juga beberapa investor yang turut terlibat di dalam proses pembangunan di sektor perhotelan, shopping mall, rumah sakit, pendidikan, dan perkantoran seperti Pakuan, Mariott, Jambuluwuk, Vasanta, Hermina, dan Jakarta Intercultural School. Semua pembangunan tersebut dilaksanakan dengan prinsip gotong royong.
(dov/dhf)