Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan tercatat di zona merah, dengan penurunan 3,77 poin (0,39%) ke posisi 966,65.
Saham-saham LQ45 yang tercatat melemah harganya adalah PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) turun 45 poin (5,52%) ke posisi Rp770/saham, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melemah 65 poin (3,79%) ke posisi Rp1.650/saham, dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) kehilangan 55 poin (3,5%) ke posisi Rp1.515/saham.
Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi September 2023. Seperti dugaan, suku bunga acuan masih ditahan.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 20-21 September 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,5%," tegas Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers usai RDG di Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Dengan demikian, maka BI 7 Day Reverse Repo Rate berada di 5,75% selama 8 bulan berturut-turut.
Untuk pasar saham Asia kompak bergerak melemah pada sore hari ini. Indeks Kospi anjlok 1,75%, indeks Nikkei 225 drop 1,37%, indeks Hang Seng Hong Kong drop 1,29%, indeks Strait Times Singapore turun 1,19% dan indeks Shanghai terdepresiasi 0,77%. Sementara itu Dow Jones Index Future turun 0,25%.
Sentimen pada perdagangan hari ini datang dari global. Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuannya, namun memberi sinyal suku bunga kemungkinan akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama setelah satu kenaikan lagi tahun ini.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Komite Pasar Terbuka Federal Reserve (Federal Open Market Committee/FOMC) mempertahankan kisaran target suku bunga pada 5,25% hingga 5,5%, sementara proyeksi kuartalan yang diperbarui menunjukkan bahwa 12 dari 19 pejabat mendukung kenaikan suku bunga lagi pada tahun 2023 untuk memastikan inflasi terus melambat.
Adapun Gubernur The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa mereka "Siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan, dan kami berencana untuk mempertahankan kebijakan pada tingkat yang ketat sampai kami yakin bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju sasaran kami."
"Kami berkomitmen untuk mencapai dan mempertahankan kebijakan moneter yang cukup ketat untuk menurunkan inflasi ke target 2% kami dalam jangka waktu tertentu," kata Powell.
Sesuai dengan pasar yang memperhitungkan 99% probabilitas bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) di kisaran target 5,25%-5,5%.
Selama konferensi pers, Powell menekankan bahwa para pembuat kebijakan menghadapi tingkat ketidakpastian yang tinggi, dan tampaknya bertekad untuk tidak memberikan alasan apapun kepada pasar untuk reli.
Powell juga memperingatkan bahwa skenario 'Soft Landing' bersifat belum pasti, meskipun demikian, hal itu bukanlah harapan utama bagi The Fed, terlepas dari apa yang diproyeksikan dalam proyeksi terbaru.
(fad/wep)