"Kalau hanya mempertimbangan ekonomi domestik, inflasi rendah dan terus akan rendah, tentu saja ada ruangan-ruangan untuk melihat kembali kebijakan suku bunga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. Masalahnya, [perekonomian] global sangat tidak menentu apalagi dolar AS. Itulah mengapa kebijakan suku bunga tetap dipertahankan [di level saat ini], fokusnya menstabilkan nilai tukar rupiah," jelas Perry dalam konferensi pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis hari ini (21/9/2023).
Nilai tukar rupiah telah tergerus hampir 1% selama bulan ini hingga 20 September. Sementara selama kuartal III-2023, rupiah termasuk mata uang Asia yang paling buruk kinerjanya dengan melemah 2,27% quarter-to-date.
Sedangkan bila mengacu pada kinerja sepanjang 2023 (year-to-date), rupiah memang masih mencetak return positif 1,22%. Kinerja itu masih lebih bagus dibandingkan mata uang negara-negara Asia lain seperti rupee India, peso Filipina dan baht Thailand.
Menelusuri lagi fluktuasi pergerakannya, rupiah telah banyak kehilangan kekuatan setelah menyentuh level terkuat selama tahun ini pada akhir April lalu di posisi Rp14.670/US$. Pelemahan rupiah sudah mendekati 5% dari level terkuat itu.
Pelemahan rupiah tidak lain akibat terus tersedotnya aliran modal asing keluar dari pasar domestik sejalan dengan terus melesatnya tingkat imbal hasil US Treasury, surat asing Amerika. Bank Indonesia mencatat, sepanjang 2023, pemodal asing telah membukukan net outflow sebesar US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp26,13 triliun dengan kurs dolar AS saat ini. Akan tetapi, Bank Indonesia masih meyakini transaksi berjalan RI pada kuartal III-2023 akan tetap terjaga dengan capaian surplus neraca dagang pada Agustus lalu sebesar US$ 4,4 miliar.
Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menilai, perkiraan BI bahwa Federal Reserve akan kembali bunga acuan pada November nanti, menjadi sinyal hawkish dari BI dengan lonjakan harga beras dan minyak mentah belakangan yang bisa membebani inflasi domestik.
"Pasar keuangan Indonesia telah mengalami pengetatan secara ekstensif, dengan imbal hasil SUN 10 tahun telah meningkat dari 6,1% menjadi 6,8% dalam beberapa minggu terakhir, menyiratkan bahwa para pengelola dana juga memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga BI. Di negara-negara yang suku bunganya diperkirakan akan turun seperti Brasil, penurunan imbal hasil sedikit lebih rendah meskipun ada aksi jual obligasi global," jelas ekonom.
Sebaliknya, menurut Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, BI akan percaya diri mempertahankan bunga acuan di level saat ini sampai akhir tahun nanti dengan prediksi tekanan pada nilai tukar rupiah akan memuncak pada November nanti ketika terminal rate the Fed tercapai. "Aliran modal asing akan kembali dengan puncak bunga acuan global telah tercapai," kata ekonom dalam catatannya, usai pengumuman RDG BI.
Waspada Harga Beras
Lonjakan harga beras yang berlangsung sejak beberapa waktu terakhir dicemaskan bisa membebani inflasi domestik yang sejauh ini sudah cukup landai.
Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman menggarisbawahi, lonjakan harga beras menjadi kewaspadaan bank sentral mengingat mundurnya musim tanam karena dampak El Nino bisa memengaruhi stok pangan.
"Indeks kekuatan El Nino masih lemah walau sedikit lebih panjang, semula diperkirakan selesai akhir 2023 bergeser 1 bulan setelah 2024. Kita harus mewaspadai. Presiden menyatakan 1,6 juta ton akan datang dan nanti ada 400.000 ton," jelasnya.
Perry menambahkan, masalah beras sejauh ini masih terkendali dengan dimajukannya pengucuran bansos pangan oleh pemerintah. "Juga akan menambah stok 1,6 juta ton, tambah 800.000 ton lagi, setidaknya kebutuhan 3 bulan ke depan untuk kuartal I-2024 itu aman terpenuhi. Kami masih meyakini, inflasi akhir tahun akan tetap terkendali di [kisaran target] 3%-4% dan tahun 2024 di 2,8%," jelas Perry.
Kabar terakhir, India yang tercatat sebagai negara pengekspor beras terbesar di dunia, telah membolehkan ekspor setidaknya 200.000 ton beras pecah (broken rice) ke Indonesia. Otoritas pangan India, seperti dilansir Bloomberg News hari ini, juga telah mengizinkan ekspor beras pecah 500.000 ton ke Senegal, lalu 100.000 ke Mali dan 50.000 ton ke Singapura.
Sementara ancaman dari kenaikan harga minyak dunia yang terjadi beberapa waktu belakangan, sejauh ini masih belum menjadi perhatian bank sentral. "Harga minyak ICP [Indonesian Crude Price] ada kenaikan year-to-date kalau dihitung baru US$ 77 per barel, masih dalam hitungan baseline kami. Selama tidak ada kenaikan BBM subsidi, sejauh ini harganya sangat terkontrol ke inflasi [dampak] tidak terlalu banyak," kata Aida.
Kredit Lanjut Rebound
Tekanan bagi Bank Indonesia untuk segera memulai siklus pemangkasan bunga acuan juga relatif lebih ringan di mana sejauh ini laju pertumbuhan kredit melanjutkan rebound pada Agustus.
BI melaporkan, kredit perbankan tumbuh 9,06% melanjutkan capaian lebih baik dibanding bulan sebelumnya setelah sempat terperosok melambat pada Juli.
"Pertumbuhan kredit ditopang kinerja dunia usaha perdagangan dan jasa sosial konsisten dengan pertumbuhan ekonomi kita yang didukung oleh sektor-sektor tersier khususnya di sektor jasa," kata Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia dalam konferensi pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (21/9/2023).
Sementara agregat pembiayaan syariah tumbuh 14,52%. Sedangkan kredit UMKM membaik dengan mencatat pertumbuhan 8,9% pada Agustus, terutama dari sektor mikro.
"Ke depan, kita dukung sektor-sektor tersier khususnya sektor jasa. BI juga sinergi pemerintah, bank dan dunia usaha untuk mendorong peningkatan penyaluran kredit bank pada sektor-sektor yang memiliki daya ungkit perekonomian nasional seperti sektor hilirisasi minerba, perumahan, peternakan perikanan pariwisata dan indsutri UMKM dan ekonomi hijau," jelas Perry.
Di sisa tahun ini, selain insentif likuiditas akan efektif dikucurkan, juga ada kepastian untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) terkait besaran aturan subsidi bunga dan besaran subsidi margin yang dirilis oleh Kementerian Keuangan RI di sisa tahun ini. Selain itu, bulan depan akan ada event Indonesia Sharia Economic Festival yang diharapkan bisa memperkuat momentum pertumbuhan kredit di sisa tahun.
(rui/aji)