Logo Bloomberg Technoz

Menurutnya, transformasi digital di Indonesia justru membunuh ekonomi yang lama karena muncul pedagang baru yang merupakan pesaing dari pedagang lama. Apalagi, banyak barang impor yang dijual dengan harga yang murah dan membunuh pedagang lokal. Teten juga mengilustrasikan kue ekonomi Indonesia tidak membesar, namun faktor pembaginya yang semakin banyak. 

“Kue ekonominya tidak membesar tapi faktor pembaginya makin banyak, sehingga rezeki yang dibagi dari perkembangan transformasi digital itu kecil. Saya sudah lihat, revenue dari perdagangan secara online ini malah dinikmati asing, oleh produk-produk luar,” ujar Teten. 

Selain UMKM, transformasi digital di Indonesia juga kerap menghantam media-media di Indonesia. Teten menyebutkan, 65% pendapatan di media justru diambil oleh pihak asing karena banyak pelaku usaha yang tidak lagi memilih untuk memasang iklan di media lokal, namun di platform global.

Teten tidak menampik fakta transformasi digital memberikan manfaat ekonomi, hal itu turut dirasakan oleh China yang perekonominya justru melesat karena penerapan teknologi digital. Sebab, transformasi digital yang diterapkan China berhasil membangun industri manufaktur, agrikultur, kesehatan dan sebagainya. 

Selain itu, 90% pendapatan transformasi digital di China dirasakan oleh ekonomi domestik sehingga mampu mendongkrak ekonomi negeri tirai bambu tersebut. 

“Transformasi digital ini memang di satu sisi bisa melahirkan kesejahteraan, kemakmuran, tapi di sisi lain juga bisa menimbulkan ketidakadilan, karena itu setiap negara harus mengatur transformasi agar disrupsinya moderat,” tutupnya. 

(dov/ain)

No more pages