Kebijakan moneter, lanjut Perry, difokuskan untuk stabilisasi dalam rangka mitigasi ketidakpastian global. BI menyebut ketidakpastian ekonomi global memang masih tinggi.
Ekonomi China, tambah Perry, melambat. Perlambatan tersebut disebabkan oleh kelesuan ekonomi domestik, keyakinan konsumen, utang rumah tangga, dan sebagainya. Di sisi eksternal, kinerja ekspor China pun melemah.
Sementara Amerika Serikat (AS) malah sebaliknya. Konsumsi rumah tangga kuat didukung oleh kenaikan upiah dan pemanfaatan ekses tabungan.
"Namun inflasi di negara-negara maju tetap tinggi, yang mendorong suku bunga kebijakan moneter tetap tinggi. Federal Funds Rate masih akan naik lagi pada November, akibatnya terjadi aliran modal keluar dan pelemahan nilai tukar di negara-negara berkembang," jelas Perry.
(aji)