"Sebagai perusahaan energi yang telah beroperasi di Indonesia lebih dari lima dekade, kami dengan bangga mendukung Pertamina dan pemerintah Indonesia dalam agenda net zero melalui potensi pasokan gas dan injeksi CO2 di Tangguh. MoU ini menandakan kerja sama strategis kami dengan Pertamina," kata BP Regional President Asia Pacific, Gas & Low Carbon Energy Kathy Wu dikutip, Kamis (21/9/2023).
Sementara itu, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman mengatakan, langkah ini menunjukkan respons untuk menghadapi tantangan trilema energi. Artinya selain energi yang terjangkau maka juga harus berkelanjutan.
"PT Kilang Pertamina Internasional berkomitmen untuk menyelesaikan trilema energi dengan menyediakan energi yang tidak hanya mencukupi dan terjangkau tetapi juga berkelanjutan bagi negara dengan agresif mengeksplorasi energi bersih alternatif baru termasuk amonia biru," kata Taufik.
Amonia biru merupakan salah satu pendorong utama produksi listrik bersih dengan co-firing. Sebagai pelaku usaha bidang pemurnian dan petrokimia hilir, kolaborasi PT KPI dengan perusahaan hulu minyak dan gas untuk membawa teknologi CCS menjadi cara untuk mencapai sertifikasi Biru dengan mengurangi lebih dari 70% emisi CO2 dari proses produksi Amonia.
"MoU ini merupakan awal dari upaya kolaboratif antara Pertamina dan bp untuk mendukung agenda net zero yang telah menjadi komitmen penting pemerintah Indonesia," katanya.
Sekadar catatan, konsorisum kontraktor kontrak kerja sama bagi hasil atau production sharing contract (PSC) Tangguh terdiri dari BP dan afiliasinya di Tangguh yakni MI Berau B.V., CNOOC Muturi Limited., Nippon Oil Exploration (Berau), Limited, KG Berau Petroleum Ltd., Indonesia Natural Gas Resources Muturi, Inc., serta KG Wiriagar Petroleum Ltd.
Kerja sama BP dengan anak usaha Pertamina tersebut diteken di Forum Minyak & Gas Indonesia (IOG) 2023 pada Rabu (20/9/2023). Forum itu berlangsung pada 2—22 September 2023 di Nusa Dua, Bali.
(ezr/wdh)