Berdasarkan testimonial Dewi Septiyani masih pada laman yang sama disampaikan bahwa debt collector tidak memiliki sikap baik hingga menjurus pada mengintimidasi.
“Dikatain mau kabur segala, bahasanya gak bisa dijaga, lain kali jangan begitu dong attitide-nya gak ada ya? Bikin sakit hati SAYA dikata-katain ini itu, lain kali jaga omongan,” tulis dia.
Untuk diketahui AdaKami menjadi tagar yang riuh di media sosial X (dulu bernama Twitter) usai postingan dugaan teror debt collector yang mewakili AdaKami. Teror tersebut hingga menyebabkan korban sampai bunuh diri karena ketidaksanggupan membayar, hingga kehilangan pekerjaan.
[PINJOL LAKNAT]
— Miss Tweet (@Heraloebss) September 19, 2023
Seorang pria berinisial K nekat bunuh diri setelah terus mendapatkan ancaman teror dari debt collector aplikasi pinjol
Melalui aplikasi AdaKami, korban meminjam Rp9,4 juta. Namun korban malah diminta mengembalikan sejumlah Rp19 juta.
Teror DC AdaKami mulai… pic.twitter.com/47WmKXj2PZ
AdaKami, melalui tim penagih mereka juga diduga pesan order fiktif melalui aplikasi antar pesan makanan, yang kemudian debitur dimana untuk membayar. Pasalnya orderan memakai metode pembayaran tunai ke alamat debitur, meski hal tersebut dibantah AdaKami, melalui keterangan resmi mereka.
“Kami menegaskan bahwa pengiriman pesanan fiktif melalui jasa ojek online bukanlah bagian dari prosedur perusahaan kami dan tidak memiliki keterkaitan apapun dengan layanan AdaKami,” tulis perusahaan, Rabu.
(wep/dhf)