Logo Bloomberg Technoz

Aksi Jual Saham dan Surat Utang Kencang, Seret Rupiah Kian Lemah

News
21 September 2023 11:23

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar keuangan di seluruh dunia hari ini menghadapi tekanan jual menyusul pengumuman hasil rapat Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat yang memberikan penegasan bahwa bunga acuan tinggi akan bertahan dalam waktu lebih lama ketimbang proyeksi semula.

Bursa saham di kawasan emerging market di Asia Pasifik tertekan diikuti kemerosotan nilai tukar lokal yang semakin tak berdaya menghadapi keperkasaan dolar AS.

Nilai tukar rupiah di pasar spot mengawali hari ini dengan langsung terperosok melemah ke kisaran Rp15.411/US$ pada pukul 09:45 WIB, Kamis (21/9/2023) terpicu oleh aksi jual yang masih terus berlanjut di pasar surat utang, terindikasi dari terus melejitnya yield SUN 10 tahun ke 6,8%. Jelang berakhirnya sesi 1 perdagangan rupiah beringsut dengan sedikit menguat ke Rp15.397/US$.

Sementara itu, aksi jual juga melanda pasar saham di mana Indeks Harga Saham Gabungan saat ini tergerus 0,44% meninggalkan zona 7.000-an.

Yield US Treasury yang terus meroket hingga 10 bps untuk tenor pendek telah menarik pulang dana global ke Amerika. Selisih imbal hasil SUN 10 tahun dengan surat utang AS kini semakin menyempit tinggal 240 bps.